Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sate Ratu Yogyakarta, Kuliner Hits Bermula dari Angkringan

Kompas.com - 12/12/2023, 07:32 WIB
Krisda Tiofani,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama Sate Ratu Yogyakarta rasanya sudah akrab di telinga pencinta kuliner, baik lokal Yogyakarta maupun daerah lainnya.

Popularitas warung makan ini melejit tiga tahun usai didirikan pada Maret 2016, setelah membangun angkringan selama enam bulan.

"Ternyata target pasar yang kami tuju itu sulit untuk masuk dalam konsep makan pinggir jalan. Akhirnya, kami ubah konsep ke warung makan," kata Fabian Budi Saputro, pemilik Sate Ratu Yogyakarta ketika ditemui Kompas.com, Rabu (29/11/2023).

Angkringannya bernama persis warung makan saat ini, Angkringan Ratu. Sengaja dinamai demikian untuk menunjukkan kualitas premium menu yang dijual.

Semua produknya dibuat sendiri, dijual di angkringan dengan konsep tradisional, sebelum bertranformasi menjadi Sate Ratu.

Sate Merah menjadi menu unggulan yang dibawa sejak angkringan dan kian digemari di warung makannya hingga saat ini.

Fabian menyadari bahwa bisnis kuliner tidak semudah membalikan telapak tangan. Ia paham betul bahwa perkembangan usahanya tidak lepas dari tantangan.

Selama lebih dari dua tahun pertama Sate Ratu Yogyakarta didirikan, perkembangannya terbilang landai.

"Tahun ketiga itu momentumnya tiba, dikenal banyak orang. Pada 2018 dengan kapasitas awal 20 orang, warungnya sudah mulai penuh," kata dia.

Lokasi Sate Ratu sempat pindah dari titik pertama, Jogja Paradise Food Court, demi mendapatkan kapasitas ruang lebih besar.

Warung makan dengan kapasitas dua kali lipat itu nyatanya kembali penuh sehingga Fabian memindahkan lokasi Sate Ratu ke lokasi saat ini di Jalan Sidomukti, Sleman.

Selain Sate Merah, ada juga Lilit Basah, Sate Kulit, Sate Kanak, Sup Kanak, dan Ceker Tugel yang masing-masing dijual Rp 30.000 per porsi.

Baca juga:

Turis asing 95 negara

Sate Merah di Sate Ratu Yogyakarta.Kompas.com/Antonius Aditya Mahendra Budi Santoso Sate Merah di Sate Ratu Yogyakarta.

Sate Ratu Yogyakarta memiliki gaya promosi yang berbeda. Pemiliknya justru lebih dulu menarik perhatian turis asing, sebelum mempopulerkan restorannya pada masyarakat lokal.

"Targetnya itu orang lokal, tetapi kami memulainya dengan orang asing," ungkap Fabian.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com