Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyesap Teh di Tengah Hamparan Kebuh Teh Kemuning Karanganyar

Kompas.com - 12/11/2023, 08:08 WIB
Yuharrani Aisyah

Editor

KARANGANYAR, KOMPAS.com - Hamparan tanaman teh mulai terlihat begitu memasuki daerah Kemuning, Karanganyar.

Tak lain dan tak bukan, tujuan ke sini tentunya menikmati seduhan teh produksi Kemuning yang disajikan di Ndoro Donker.

Rumah teh ini sudah berdiri sejak 2011, begitu informasi dari artikel Kompas.com yang tayang pada 2013.

Dulunya merupakan tempat tinggal rumah kepala kebun teh milik perkebunan Belanda lalu sempat kosong untuk beberapa lama sampai akhirnya diubah menjadi rumah teh Ndoro Donker.

Donker adalah nama orang Belanda yang konon mengembangkan teh di daerah ini.

Baca juga: Sensasi Ngeteh di Ndoro Donker

Rumah teh kecil di Ndoro Donker, Kemuning, Karanganyar. Spot ini cocok untuk afternoon tea.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Rumah teh kecil di Ndoro Donker, Kemuning, Karanganyar. Spot ini cocok untuk afternoon tea.

Sampai di Ndoro Donker, suasana masih sepi karena saya tiba sekitar 15 menit setelah jam buka. Saya pun menjadi pengunjung pertama.

Dari depan, tampak rumah dengan suasana Belanda zaman dulu, atmosfernya mirip dengan rumah nenek saya yang keturunan Belanda.

Tempat duduk di sini terbagi indoor, outdoor, dan semi outdoor. Satu spot yang menarik terdapat di bagian samping bangunan utama.

Bentuknya seperti rumah kecil dengan jendela dan pintu kaca. Di dalamnya terdapat satu meja panjang coklat-putih dan enam kursi warna senada dengan sandaran motif bunga.

Atap dan kusen rumah kecil ini berwarna putih. Tampilan rumah kecil ini cocok untuk pengunjung yang mau afternoon tea di Ndoro Donker. Namun, dari sini tidak dapat melihat kebun teh dengan leluasa.

Baca juga:

Tempat duduk yang tepat berada di samping hamparan kebun teh di Ndoro Donker, Kemuning, Karanganyar.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Tempat duduk yang tepat berada di samping hamparan kebun teh di Ndoro Donker, Kemuning, Karanganyar.

Saya pun memilih tempat duduk outdoor supaya bisa memandang hamparan kebun teh. Inilah salah satu kelebihan Ndoro Donker, punya akses langsung ke kebun teh.

Pengunjung bisa langsung turun ke kebun teh dan berfoto di sini.

Pelayan menghampiri dan memberikan sebuah buku menu tebal. Memahami varian teh bukan keahlian saya. Beruntung, seorang pramusaji bersedia menjelaskan satu per satu sajian teh di sini.

Terdapat tiga kelompok menu teh; Aristocratic Collection Tea, Society Collection Tea, dan Premium Collection Tea.

Aristocratic Collection Tea merupakan racikan lebih dari satu teh atau teh dengan rempah, ada 13 menu yang mempunyai nama unik.

"Kalau dari Aristocratic Collection, yang best seller itu Autumn Sakura, Serenity Mint Lemongrass, dan Samadhi Midnight," ujar pramusaji di Ndoro Donker pada Jumat (10/11/2023).

Autumn Sakura merupakan racikan white tea dan bunga sakura.

"White tea itu dari daun teh paling muda, paling pucuk," jelasnya.

Sementara Serenity Mint Lemongrass perpaduan premium green tea dengan daun min dan serai.

Racikan dari premium black tea, kamomil, dan lavender menghasilkan Samadhi Midnight. Menurut sang pramusaji, teh ini bisa bikin rileks.

Bangku di halaman depan Ndoro Donker, salah satu spot favorit buat foto.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Bangku di halaman depan Ndoro Donker, salah satu spot favorit buat foto.

Saya meminta rekomendasi teh dengan rasa tidak sepet dan bahannya bukan dari bunga. Pasalnya, saya pribadi kurang menikmati minum atau makan olahan bunga. Sejauh ini olahan teh yang pernah dan bisa minum ialah teh melati.

"Coba Autumn Sakura rasanya ringan, harum, dan tidak sepet. Ada juga black tea, rasanya pekat tetapi tidak sepet dan baunya harum," begitu katanya.

Pilihan saya jatuh pada Premium Black Tea Jasmine pada Premium Collection Tea.

Lebih kurang 15 menit setelah kami pesan, datanglah satu teko ukuran sedang, dua cangkir putih dengan label Ndoro Donker, dan satu wadah kecil keramik berisi beberapa bungkus gula pasir.

Satu teko Premium Black Tea Jasmine untuk empat cangkir.

Usai mengambil beberapa foto dan video, saya menuang teh yang masih hangat ke dalam cangkir.

Aroma harum black tea langsung tercium dibarengi sedikit wangi melati. Saya puaskan mencium aroma harum teh ini.

Saya beranikan diri menyesap teh tanpa gula. Sebelumnya pernah minum teh tawar tetapi ini bukan minuman favorit saya.

"Enak, enggak pahit," saya langsung berujar senang.

Tampak depan Ndoro Donker, peninggalan rumah zaman Belanda yang jadi rumah teh.KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH Tampak depan Ndoro Donker, peninggalan rumah zaman Belanda yang jadi rumah teh.

Walau tanpa gula, rasa teh ini berbeda dengan teh tawar. Menurut saya, aroma dan rasa teh ini dominan black tea. Rasanya cukup pekat dan seperti ada sedikit manis tetapi bukan gula. 

Teh ini rasanya juga menyegarkan. Selama ini saya pikir teh segar itu hanya es teh, rupanya teh panas juga bisa memberikan sensasi segar.

Setelah menghabiskan satu cangkir, saya makan camilan dan ngobrol dulu sejenak sehingga teh pun mulai dingin.

Kembali saya tuang teh ke dalam cangkir, kali ini ditambahkan dua saset gula pasir. Rasa tehnya jadi sangat berkurang, hanya terasa manis gula, sepertinya saya terlalu banyak menambahkan gula.

Sedikit rasa pahit yang tidak mengganggu muncul ketika suhu teh semakin dingin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com