Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KIP Kuliah Tidak Tepat Sasaran, Stafsus Presiden: Perlu Ada Badan Pengawas

Kompas.com - 15/05/2024, 10:50 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Staf Khusus Presiden Billy Mambrasar memberikan beberapa saran untuk membuat penyaluran Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tepat sasaran.

Menurut Billy, salah satu yang harus dilakukan adalah menghentikan pemberian kuota KIP Kuliah untuk para anggota DPR.

Kuota tersebut, kata Billy, digunakan anggota DPR untuk diberikan pada kerabat dekat.

"Bahwa anggota DPR diberikan kuota pada orang-orang tertentu sesuai dengan dia itu harus dihentikan praktek-praktek ini," kata Billy kepada Kompas.com, Senin (6/5/2024).

Baca juga: Beasiswa Billy Mambrasar, Tanpa Syarat IPK dan Raih Rp 500 Ribu Per Bulan

Selain penghentian kuota untuk anggota DPR, hal lain yang perlu diperhatikan selanjutnya adalah sistem pendataan terpusat agar dana KIP Kuliah yang disampaikan bisa tepat sasaran.

Sedangkan cara terakhir adalah dengan tidak lagi memberikan pengelolaan KIP Kuliah hanya oleh pihak kampus, tetapi juga badan lainnya yang memang bertugas mengawasi jalannya KIP Kuliah.

"KIP ini diberikan secara lokal pengelolaan dan penguasaannya oleh pihak kampus Ini tanpa pengawasan yang jelas dan keleluasaan yang luas pada pihak kampus akan terjadi miss management dan salah pengelolaan," ungkapnya.

"Di mana akhirnya penerima beasiswa adalah berasal dari kriteria yang seharusnya tidak memperoleh beasiswa," jelas Billy Mambrasar.

Sebelumnya, ramai di media sosial mahasiswa Universitas Diponegoro (Undip) penerima KIP Kuliah yang bergaya hidup mewah.

Baca juga: Kisah Billy, Putra Papua Pertama yang Masuk Harvard hingga Jadi Lulusan Australia Berpengaruh

Gaya mewah ini diungkap melalui akun X yang menunjukkan bahwa mahasiswa penerima KIP kuliah tidak sesuai dengan kriteria KIP Kuliah.

Beberapa nama dengan inisial CMJ, SKP, dan NDP, diungkap netizen karena sering memamerkan tas branded, motor merk Vespa, nongkrong di cafe mahal dan Starbucks, serta gaya hidup yang cukup mewah bagi kalangan mahasiswa.

Ternyata ketiganya masih menerima bantuan KIP Kuliah meski hidupnya sudah masuk kategori mampu. Unggahan yang mendapatkan lebih dari satu juta penayangan ini ramai dibahas.

Sebab, netizen menilai ketiga mahasiswa ini harusnya mengundurkan diri dari KIP kuliah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com