Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kampus Harus Cegah Terjadinya Kerapuhan Mental Mahasiswa

Kompas.com - 22/03/2024, 21:26 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Indonesia (APTIK) menyoroti fenomena merebaknya kerapuhan mental di kampus.

Demikian disampaikan Ketua APTIK, Prof. B.S Kusbiantoro di acara kongres ke-41 di Jakarta, pada 21-23 Maret 2024.

"APTIK merasa perlu kampus mengantisipasi segala bentuk adaptasi yang diperlukan guna mencegah terjadinya kerapuhan mental yang kini kian meluas di lingkungan kampus-kampus di dalam dan di luar negeri. Kecemasan, depresi, dan bunuh diri yang terjadi itu merupakan bagian dari illusion of control," kata dia dilansir dalam keterangannya.

Baca juga: Psikolog Unair: Gunakan Medsos Lebih 5 Jam Ganggu Kesehatan Mental

Kusbiantoro menambahkan, meski angka persoalan kesehatan mental belum terdata secara akurat, tapi masalah kecemasan, depresi, dan bunuh diri di kalangan remaja di era digital cukup menjadi keprihatinan bersama.

"Asosiasi merasa perlu kerja sama agar mahasiswa tidak merasa terisolasi dan bagaimana lembaga konseling dapat secara tepat mengenali gejala yang ada dan secara tepat juga bisa mengatasinya," ucap Kusbiantoro.

Selain kerapuhan mental di kampus, APTIK juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan pemerintah dan dunia industri. Mengingat peran dan fungsi pendidikan tinggi yang saat ini menghadapi gugatan yang cukup serius.

"Selain membahas adaptasi kurikulum terhadap paradigma disrupsi yang terbarukan ini, kolaborasi dan pengembangan kepedulian sebagai identitas Katolik untuk bisa menjadi jawaban terhadap persoalan-persoalan di tengah masyarakat sudah saatnya dilakukan secara simultan bersama dan fokus," ujar Linus M. Setiadi yang merupakan Ketua Yayasan Atma Jaya yang saat ini jadi tuan rumah Kongres APTIK.

Linus juga menekankan, kongres kali ini sebagai upaya profleksi bagi APTIK sendiri untuk maju dan bersinergi bersama menyumbangkan karya terbaik untuk bangsa dan negara.

APTIK hendaknya mendorong anggotanya untuk tumbuh bersama serta menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga professional dan peduli atau memiliki intellectual humility.

Lebih jauh Linus mengemukakan, pentingnya APTIK mendirikan perguruan tinggi di Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur, mengingat proyeksi tentang pembangunan nasional untuk mewujudkan menuju Indonesia Emas 2045.

Terlebih tujuan IKN untuk orientasi Pembangunan menjadi Indonesiasentris dan mempercepat transformasi ekonomi Indonesia yang selama ini hanya terpusat di Jawa, Sumatera, dan Bali.

Baca juga: Benarkah Gen Z Memiliki Mental yang Lebih Lemah di Tempat Kerja?

Rektor Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Prof. Yuda Turana menyatakan dukungannya terhadap kolaborasi dan sinergi yang dilakukan oleh APTIK.

"Unika Atma Jaya sebagai bagian dari APTIK, saat ini mendapat kehormatan sebagai tuan rumah 40 tahun APTIK, merupakan bagian dari misi from Semanggi to the nation. Menghadapi berbagai tantangan ke depan, meningkatkan SDM unggul dan berdaya saing, perlu suatu kolaborasi dan sinergisme berbagai keunggulan keilmuan lintas perguruan tinggi," ungkap Yuda Turana.

Lanjut Prof. Yuda menjelaskan, kolaborasi di bidang tridharma dengan kesamaan misi dan visi di lingkungan APTIK diharapkan tidak hanya menghasilkan berbagai inovasi revolusioner, tapi juga generasi muda yang berkarakter tangguh.

Baca juga: Pakar UI: Tidur Cukup Dapat Menjaga Kesehatan Mental Remaja

Sebaran tenaga ahli berkualitas internasional dengan latar belakang keilmuan berbeda dan networking international yang luas di lingkungan APTIK, tentunya akan meningkatkan daya saing APTIK ke jenjang Internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com