Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendikbud: Biaya Pendidikan Tinggi di Indonesia Terbilang Rendah

Kompas.com - 08/03/2024, 07:00 WIB
Sania Mashabi,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) menilai, biaya pendidikan tinggi di Indonesia terbilang masih rendah jika dibandingkan dengan negara maju.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Prof. Nizam mengatakan, rata-rata biaya pendidikan tinggi di Indonesia hanya mencapai 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 28 juta per mahasiswa.

"Biaya pendidikan tinggi di Indonesia kalau kita bandingkan dengan berbagai negara tetangga apalagi dengan negara maju ini masih rendah, masih tertinggal," kata Prof. Nizam di acara diskusi bertajuk "Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa" di Universitas Yarsi, Jakarta Pusat, Selasa (5/3/2024).

Baca juga: Biaya Kuliah Kedokteran UI Jalur SNBP, SNBT dan Mandiri

Prof. Nizam mengatakan, angka 2.000 dollar AS itu terbilang lebih rendah dibandingkan negara tetangga lainnya seperti India.

Di India, lanjut dia, biaya pendidikan Indonesia hanya 75 persen dari biaya pendidikan di India.

"Apalagi di Australia itu 20.000 dollar AS (sekitar Rp 312 juta) per mahasiswa. Jadi Indonesia itu sekitar 1/10-nya Amerika Serikat, 1/10-nya Australia, 1/8-nya Singapura," ujarnya.

Sementara itu, di Malaysia biaya kuliahnya sebesar rata-rata 7.000 dollar AS atau Rp 109 juta per mahasiswa, Jepang sebesar kurang lebih 8.000 dollar AS atau sekitar Rp 125 juta, Hong Kong 12.000 dollar AS atau Rp 187 juta.

Prof Nizam menjelaskan, biaya pendidikan tinggi memang mahal karena merupakan jenjang pendidikan terakhir yang akan mengantarkan mahasiswa ke dunia kerja.

Baca juga: Kisah Ulfah, Tabung Uang KIP Kuliah buat S2, Lulus Raih IPK 4,0 di UB

Maka dari itu, memang diperlukan pendidikan dengan sarana dan prasarana yang memadai agar menghasilkan lulusan berkualitas.

"Sehingga untuk itu dibutuhkan sumber daya yang tidak sedikit terutama sumber daya manusia, serta sarana prasarana untuk memastikan kompetensi pada sarjana yang dihasilkan sesuai kebutuhan di dunia kerja," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com