Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Makan Siang Gratis Bisa buat Biaya Pendidikan Tambah Mahal

Kompas.com - 04/03/2024, 17:10 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Kornas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji menyatakan, program makan siang gratis yang diusung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan membuat biaya pendidikan tambah mahal.

Pada akhirnya menjadi beban anggaran pada APBN dan menambah utang negara. Akibatnya, tarif biaya pendidikan kian mahal dan tak terjangkau.

Baca juga: Program Makan Siang Gratis Rawan Korupsi, Bahaya buat Kepsek dan Guru

"Banyak masyarakat yang menjerit soal biaya pendidikan dan belum terlaksananya program wajib belajar 12 tahun secara bebas biaya. Di sekolah negeri saja masih banyak pungli, apalagi di sekolah swasta maka biaya sekolah kian tak terjangkau," ungkap dia dalam keterangan resminya, Senin (4/3/2024).

Ubaid menegaskan, tujuan program makan siang gratis masih belum jelas. Ada yang bilang untuk pencegahan stunting, pemenuhan gizi, tambahan makan siang, dan lain sebagainya.

Jika untuk pencegahan stunting, bilang dia, jelas program ini tidak ada manfaatnya. Sebab, program itu diperuntukkan untuk ibu hamil dan anak hingga usia 2 tahun.

Jika untuk pemenuhan gizi, apa artinya makan siang jika anak-anak itu berangkat sekolah dengan perut kosong tidak sarapan.

"Lalu malamnya makan mie atau seblak? Maka, program makan siang gratis untuk pemenuhan gizi ini tidak ada artinya," ujar dia.

Jika dipaksakan harus ada program makan siang gratis, lanjut dia, maka anggarannya harus di luar anggaran pendidikan.

Saat ini anggaran pendidikan yang jumlahnya 20 persen dari APBN itu sudah terbebani dengan gaji guru dan belanja operasional pegawai.

"Akibatnya, tidak dapat banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan akses dan juga mendorong kualitas pendidikan lebih baik," tegas dia.

Baca juga: 3 Menu Makan Siang Sederhana tapi Bergizi untuk Anak Sekolah

Program makan siang gratis rawan dikorupsi

Dia menambahkan, program makan siang gratis juga rawan dikorupsi. Karena, program ini memiliki anggaran yang cukup besar, yakni Rp 450 triliun.

Ketika rawan dikorupsi, maka bisa menyebabkan banyak Kepala Sekolah (Kepsek) dan guru potensial masuk penjara.

"Kita harus menyadari, hingga kini sektor pendidikan maish masuk kategori 5 sektor terkorup di Indonesia. Maka, biaya makan siang gratis yang jumlahnya sangat fantastis ini menjadi angin segar bagi para oknum di sektor pendidikan untuk lancarkan aksinya," jelas dia.

Apalagi, bilang dia, tidak ada kejelasan siapa yang mengelola, siapa saja yang terlibat, bagaimana mekanisme transparansi dan akuntabilitasnya?

Baca juga: P2G Tolak Dana BOS Buat Program Makan Siang Gratis

"Dana BOS saja hingga kini masih bermasalah, apalagi ditambah lagi dengan dana makan siang. Jika terlalu gegabah hanya karena pencitraan, maka akan banyak kepala sekolah dan guru yang masuk penjara," tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com