Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bonggol Jagung Jadi Bioplastik, Mahasiswa UKSW Raih Hult Prize On Campus Program

Kompas.com - 02/03/2024, 09:54 WIB
Dian Ade Permana,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim Bravethon Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga berhasil meraih juara Hult Prize On Campus Program.

Tim ini beranggotakan Bramadi Theodorus, Nathania Calista, dan Benita Elma, yang semuanya mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB).

Kelompok ini menciptakan bioplastik yang terbuat dari sampah bonggol jagung. Ide bisnis ini bertujuan untuk mengurangi plastic waste, sampah bonggol jagung, dan dapat membantu meningkatkan pendapatan petani jagung.

"Ide ini berawal dari tumpukan bonggol jagung yang menjadi salah satu sampah. Beranjak dari permasalahan tersebut kami berkomitmen untuk mengolah bonggol jagung menjadi produk bioplastik," ungkap Bramadi, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/3/2024).

Baca juga: Sekian Biaya Kuliah Kedokteran Udinus, Unika Semarang, UKSW dan UMS

Mahasiswa UKSW raih Hult Prize On Campus Program

Rekan Bramadi, Nathania yang juga merupakan anggota tim Bravethon mengungkapkan produk ini diberi nama "Re-cornstic+" dan sudah memiliki prototype bioplastik.

Campus Director Hult Prize at UKSW 2024 Natania Desyderia mengungkapkan, kegiatan Hult Prize merupakan kompetisi ide-ide bisnis berbasis internasional yang sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs).

"Adapun rangkaian Hult Prize at UKSW 2024 berawal dari training, kemudian mentoring, trial pitch hingga final pitch untuk dinilai oleh para juri yang ahli di bidangnya masing-masing," ujarnya.

Sementara itu, Ryan Tuelah Bundt, S.SI., Tenaga Kependidikan Diker menerangkan bahwa program Hult Prize at UKSW sudah ada sejak tahun 2020.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa UB, Bonggol Jagung Dibuat Jadi Sedotan

 

Ryan Tuelah menyampaikan, kegiatan ini bertujuan untuk mencari ide baru dalam pendirian startup yang mendukung SDGs.

Empat tahapan program Hult Prize yakni OnCampus Program, Regional Summits, Global Accelerator, dan Global Finals.

"Gelaran program ini juga sejalan dengan visi UKSW untuk menjadi entrepreneurship research university yang menciptakan wirausaha-wirausaha baru," tuturnya.

Pada acara ini, dihadirkan sebagai pembicara tunggal Jessi Febria Chief Technology Officer (CTO) dan Co-Founder PetaNetra, sebuah aplikasi peta bagi penyandang tunanetra.

"Terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan untuk memulai sebuah bisnis. Pertama kita harus memiliki pondasi yang kuat, kemudian kedua harus memiliki produk yang kuat," jelasnya.

Baca juga: Prodi S1 Kedokteran UKSW Masih Buka Pendaftaran 2023, Cek Syaratnya

Jessi menekankan bahwa seorang pebisnis pemula perlu memahami metode bisnis yang dapat mengurangi pemborosan perusahaan.

"Metode tersebut adalah memiliki ide untuk dieksekusi yakni dengan menerjemahkan masalah menjadi sebuah solusi. Beberapa hal lainnya adalah melakukan building product, menilai produk yang akan dipasarkan, mengumpulkan data, dan belajar dari data tersebut," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com