Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prof. Budi Setiabudiawan Ingatkan Penanganan K3 Harus Lebih Promotif dan Preventif

Kompas.com - 30/01/2024, 18:09 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Dekan Fakultas Kedokteran President University (PresUniv), Prof. Budi Setiabudiawan menegaskan, penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus mengarusutamakan upaya-upaya bersifat promotif dan preventif.

Kenyataannya, saat ini penerapan K3 di Indonesia lebih bersifat reaktif dan kuratif. Hal ini mengindikasikan penerapan K3 lebih untuk memenuhi kewajiban, dan belum menjadi kebutuhan atau budaya.

Hal ini disampaikan Prof. Budi Setiabudiawan dalam seminar "Budaya K3, Sehat dan Selamat dalam Bekerja, Terjaga Kelangsungan Usaha di Tempat Kerja, Bergerak Bersama Komunitas Industri Jababeka" di President University Convention Center, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi (26/1/2024).

Seminar diselenggarakan dalam rangka memperingati Bulan K3 Nasional yang bertema "Budayakan K3, Sehat dan Selamat dalam Bekerja, Terjaga Keberlangsungan Usaha".

Seminar menghadirkan empat narasumber, yakni Sudi Astono (Koordinator Pemeriksaan Norma K3 di Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3, Kementerian Tenaga Kerja RI), Nur Hidayah Setyowati (Kepala Bidang Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial, Dinas Tenaga, Kabupaten Bekasi).

Dua dosen Fakultas Kedokteran PresUniv juga turut menjadi pembicara yakni Reza Yuridian Purwoko dan Rima Melati.

Pekerja sebagai Penggerak Perekonomian Bangsa

Lebih jauh Prof. Budi menekankan, selain sebagai aset perusahaan, para pekerja adalah penggerak perekonomian bangsa. “Dan, yang juga tidak boleh dilupakan, para pekerja adalah tulang punggung keluarga,” tegas Prof. Budi.

Dengan kondisi yang semacam itu, lanjut dia, kesehatan dan keselamatan pekerja harus menjadi tujuan penting dalam penerapan budaya K3 di Indonesia. Ia juga menekankan pentingnya mengantisipasi perubahan lingkungan kerja.

“Kita sedang berada dalam masa transisi menuju era Industry 5.0. Era tersebut akan memicu munculnya beberapa perubahan. Misalnya, munculnya budaya kerja baru, bentuk dan pola kerja baru, perubahan jam kerja, dan bahkan lahirnya profesi-profesi baru,” ungkapnya.

Baca juga: Urgensi Pendidikan Kewirausahaan untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Semua itu, lanjut Prof. Budi, akan mempengaruhi risiko K3 bagi para pekerja. “Kondisi tersebut memerlukan penyesuaian, transformasi dan inovasi, pada semua sektor kehidupan dengan tetap menjaga efektivitas dan efisiensi dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan PAK,” urai Prof. Budi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com