Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stikom Bali Gandeng Parallaxnet Bangun Kompetensi Digital dan Komputasi

Kompas.com - 27/01/2024, 10:34 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Institute Teknologi dan Bisnis (ITB) Stikom Bali menjalin kerja sama dengan Parallaxnet, platform pembelajaran digital, pada Jumat, 26 Januari 2024, di Kampus Stikom Bali, Denpasar, Bali.

Wakil Rektor ITB Stikom Bali, I Made Sarjana melalui rilis resmi (26/1/2024) menyampaikan, lulusan ITB Stikom Bali harus memiliki kompetensi internasional, seperti layaknya di dunia kedokteran sebelum dokter mulai bekerja diharuskan untuk lulus ujian kompetensi.

"Begitu juga dengan lulusan Stikom Bali seharusnya sudah memiliki kompetensi di bidang teknologi komputer dan digital," tegas  I Made Sarjana.

Ia berharap kehadiran Parallaxnet melalui penandatanganan kerja sama ini menjadi angin segar bagi ITB Stikom Bali menghasilkan lulusan dapat yang mampu berkompetisi di percaturan industri global.

"Dengan kerja sama ini ITB Stikom Bali akan menjadi penggerak dalam menjadikan Bali sebagai hub digital talent di Indonesia, sehingga ketergantungan Bali kepada bidang pariwisata akan berkurang," harapnya.

Ia menjelaskan, ITB Stikom Bali sudah berdiri sejak 15 Agustus 2002 dan telah memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, khususnya bidang IT di Provinsi Bali.

Pihaknya telah meluluskan alumni sebanyak 5.773 orang terdiri dari lulusan S1 sebanyak 5.107 orang, dan D3 sebanyak 666 orang. Jumlah lulusan tersebut sudah banyak terserap di bidang IT.

CEO Parallaxnet, Mazhar Durani menyampaikan, pihaknya berkomitmen memberikan kesempatan terhadap anak Indonesia melalui program “No Indonesian children left behind” dengan memberikan tools berupa mesin virtual untuk mengakselerasi ketinggalan Indonesia.

Mazhar berharap, Parallaxnet dapat menjadi jembatan dalam membantu anak Indonesia belajar secara online dengan pola pembelajaran fleksibel, mudah diakses dan berbasis praktik. Mazhar berharap Indonesia dapat mengambil minimal 10 persen penghasilan bisnis digital India yang sangat masif.

Co Founder Parallaxnet Dewi Setiawati Said mengatakan, dibutuhkan revolusi pendidikan untuk mengejar ketertinggalan SDM Indonesia di bidang digital.

Baca juga: Dirut Bank Mandiri: Transformasi Digital Bank Mandiri Fokus pada Manusia, Sistem, dan Budaya

"Dengan pemberian virtual machine, anak-anak dan mahasiswa dapat berselancar mempelajari cloud computing, cyber security, IoT, AI, data analys, game development dan juga lebih dari 300 aplikasi yang sudah dipakai industri," jelas Dewi.

Dia berharap, dengan pola belajar dan kurikulum yang diusung Parallaxnet dapat menjadi solusi dalam memenuhi target 9 juta per tahun tenaga digital di Indonesia saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com