Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Sekolah di Korea Selatan Kekurangan Murid, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 24/01/2024, 10:57 WIB
Mahar Prastiwi

Penulis

KOMPAS.com - Menurut statistik dari Institut Pengembangan Pendidikan Korea, 1 dari 5 Sekolah Dasar (SD) di seluruh Korea Selatan memiliki kurang dari 60 siswa. Bahkan 1 dari 10 sekolah memiliki kurang dari 30 siswa.

Jumlah murid SD di Korea Selatan yang terus menurun ini berkaitan erat dengan menurunnya angka kelahiran.

Dilansir dari Korea Times, Rabu (24/1/2024), Institut Pengembangan Pendidikan Korea menyatakan dari 6.175 sekolah dasar di Korea Selatan, jumlah siswa secara keseluruhan kurang dari 60 orang di 1.424 sekolah, atau 23,1 persen pada tahun 2023 lalu.

Angka tersebut meningkat 2,3 kali lipat dibandingkan tahun 2003. Saat ini sebanyak 610, atau 11,2 persen dari 5.463 sekolah memiliki kurang dari 60 siswa.

Baca juga: 5 Jurusan Kuliah Punya Peluang Karier Tinggi di Korea Selatan

Ribuan SD hanya punya kurang dari 60 murid

Dampak penurunan angka kelahiran diperkirakan akan menyebar ke tingkat sekolah menengah pertama dan atas dalam waktu dekat.

Menurut data yang dihitung Kementerian Pendidikan jumlah siswa sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas diperkirakan menurun dari 5,13 juta pada tahun ini menjadi 4,84 juta pada tahun 2026 mendatang.

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus turun menjadi 4,27 juta pada tahun 2029.

Terus turunnya jumlah siswa sekolah ini karena jumlah kelahiran di Korea Selatan yang terus merosot.

Korea Selatan saat ini sedang berjuang dengan tingkat kesuburan terendah di dunia, yaitu 0,78 bayi yang lahir per wanita pada tahun 2022. Angka tersebut telah turun dari 0,84 pada tahun 2020 dan 0,81 pada tahun 2021 silam.

Di tengah meningkatnya krisis akibat penurunan populasi, pemerintah Korea Selatan memperluas insentif persalinan, tunjangan cuti ayah, dan program kesejahteraan perumahan bagi keluarga yang memiliki bayi baru lahir.

Baca juga: Cerita Inja, Tolak Gaji Fantastis di AS demi Majukan Pendidikan NTT

Angka kelahiran rendah di Korea butuh solusi segera

Menurut Komite Kepresidenan tentang Masyarakat Penuaan dan Kebijakan Kependudukan, pemerintah menawarkan total 29,6 juta won ($22.000 atau sekitar Rp 346 juta) sebagai insentif persalinan per anak sejak lahir hingga usia 7 tahun, berdasarkan perluasan kebijakan kesejahteraan yang diterapkan sejak awal tahun ini.

Insentif tersebut mencakup 2 juta won untuk anak pertama, 3 juta won untuk anak kedua atau lebih, dan 5 juta won untuk anak kembar, untuk membantu orangtua dalam memenuhi biaya kehamilan.

Jumlah tersebut meningkat dari 2 juta won yang telah dibayarkan untuk setiap anak yang lahir.

Para ahli mendesak pemerintah Korea Selatan untuk secara dramatis meningkatkan belanja publiknya hingga mencapai tingkat negara-negara yang memiliki tingkat kesuburan lebih tinggi.

Baca juga: Pembelajaran SD di Korea Selatan: Hanya Ada 4 Mapel, Tidak Ada PR

Banyak sekolah terancam ditutup

Kepala Institut Populasi Semenanjung Korea untuk Masa Depan Lee In-shil menerangkan, angka kelahiran yang rendah di Korea Selatan telah mencapai tingkat yang serius dan membutuhkan solusi segera.

"Pemerintah harus meningkatkan belanja publiknya setidaknya setara dengan Perancis, misalnya dengan menawarkan lebih banyak bonus tunai," kata dia.

Mengutip dari Kompas.id, The Granite Tower (GT) edisi 3 Maret 2023 melaporkan, KEDI atau Institute Pengembangan Pendidikan Korea pada 31 Oktober 2022 membuat kalkulasi terkait "indeks sekolah dasar yang mengecil" dengan memprediksi jumlah siswa baru yang mendaftar di sekolah dasar.

Baca juga: 10 Universitas Terbaik di Korea Selatan dan Beasiswanya

Dari prediksi jumlah siswa baru di sekolah dasar, KEDI menyebutkan, pada 2025 diperkirakan ada 1.657 sekolah atau 26,3 persen dari total jumlah sekolah dasar di Korsel terancam ditutup atau dilebur dengan sekolah dasar lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com