Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosok Rafa Kusuma, Dalang Cilik "Down Syndrome" Asal Yogyakarta

Kompas.com - 14/12/2023, 09:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rafa Kusuma Atma Wibowo mengalami down syndrome atau kelainan genetik sejak lahir. Namun, ia memiliki keterampilan yang luar biasa dan dikenal sebagai dalang cilik (kecil).

Rafa adalah siswa SMP kelas VIII Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pembina Yogyakarta. Baru-baru ini ia tampil menjadi dalang pada acara perayaan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2023 oleh Dinsos DIY, Selasa (12/12/2023).

Tangannya yang mungil terlihat begitu lihai memainkan wayang persis seperti dalang pada umumnya.

Baca juga: Kisah Iptu Brandes, Polisi yang Lulus Cumlaude 3 Kali dan Raih IPK 4

Rafa memainkan lakon atau kisah Durno Gugur untuk menghibur masyarakat yang hadir siang itu.

Lakon ini kerap dibawakan almarhum Ki Enthus Susmono, dalang ternama di Indonesia.

Ketika suluk pembuka pakeliran wayang dibuka, Rafa mulai berjalan santun menuju panggung pagelaran. Setelah beberapa ritual khusus, Ia mulai mengambil wayang gunungan sebagai pembuka pertunjukan.

Penonton yang menyaksikan adegan itu pun bertepuk tangan dan merasa kagum dengan siswa down syndrome yang berbakat ini.

Baca juga: Kisah Mujab, Lulusan UI Gapai Beasiswa LPDP ke Inggris berkat Doa Ibu

Pertunjukan semakin meriah ketika Rafa mulai memperagakan adegan perang melalui lakon yang dimainkan siswa asal Dusun Babadan, Banguntapan, Kabupaten Bantul, ini.

Meski yang dimainkan Rafa ini hanyalah cuplikan dari kisah Durna Gugur, aksinya ini patut diapresiasi tinggi.

Dengan keterbatasannya, Rafa tetap percaya diri dan berusaha menjiwai saat ia pentas di hadapan ratusan penonton yang hadir.

Momen Rafa memainkan wayang kulit ini terekam jelas di benak ayahnya bernama Ludy Bimasena.

"Jadi itu sebenarnya hanya cuplikan mengambil lakon Durna Gugur oleh Ki Enthus Susmoni. Karena anak down syndrome itu kesulitan dalam berbicara. Meski katanya anak down syndrome susah dididik, tetapi dia peniru yang hebat," kata Ludy Bimasena saat diwawancara. 

Baca juga: Kisah Retno, Guru PJOK yang Dapat Penghargaan dari Presiden Jokowi

Meski perkembangan intelektualnya terhambat, Ludy mengatakan, Rafa lebih cepat menirukan gaya dalang profesional persis seperti aslinya.

"Jadi insya Allah gerakan (sabetan) persis dalang aslinya," terang dia.

Sejak kecil terbiasa lihat wayang

Semula Ludy merasa hampir mustahil seorang anak down syndrome memiliki keterampilan, khususnya seni pewayangan.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com