Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Lahir 2 Pahlawan Indonesia Ini Jadi Perayaan Internasional

Kompas.com - 04/12/2023, 12:04 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Hari lahir dua pahlawan Indonesia, Ali Akbar Navis (AA Navis) dan Keumalahayati, menjadi hari perayaan tingkat internasional di UNESCO.

Hal itu ditetapkan Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay saat penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO yang berlangsung di Paris, Perancis, pada 22 November 2023.

Baca juga: 10 Alasan Bahasa Indonesia Jadi Bahasa Resmi UNESCO

Sebagai informasi, AA Navis adalah seorang penulis dan budayawan terkemuka Indonesia. Kontribusinya terhadap sastra Indonesia menjadikannya sosok yang ikonik di dunia sastra.

AA Navis menghasilkan sejumlah besar publikasi dan bekerja sebagai guru bagi penulis lain selama hidupnya. Pengusulan penetapan peringatan 100 tahun kelahiran Ali Akbar Navis (1924-2003) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Adapun Keumalahayati merupakan salah satu tokoh heroik perempuan paling awal di Indonesia. Ia diakui sebagai pahlawan nasional atas keberanian, kepemimpinan, dan kontribusinya yang signifikan dalam membela Tanah Air.

Dia dibesarkan di wilayah yang terkenal dengan tradisi maritimnya yang kuat dan mengenal dunia peperangan laut sejak usia muda.

Ayahnya, Laksamana Mahmud Syah, adalah seorang panglima angkatan laut armada Aceh yang terampil dan dihormati. Ia pun mewariskan ilmu dan keahliannya kepada putrinya.

Setelah ayahnya meninggal dunia sehingga jabatannya kosong, Sultan Alauddin Riayat Syah dari Aceh mengangkat Keumalahayati sebagai laksamana baru, mengingat bakat, keterampilan, dan tekadnya. Jabatan Panglima Angkatan Laut Kesultanan Aceh menjadikan Keumalahayati sebagai laksamana wanita pertama dalam sejarah Indonesia dan Asia Tenggara.

Dalam masa kejayaannya, Keumalahayati berhasil membuktikan bahwa dirinya merupakan pemimpin yang cakap di tengah skeptisisme terhadap perempuan.

Pengusulan penetapan peringatan 475 tahun kelahiran Keumalahayati (1550-1615) mendapat dukungan dari Malaysia, Federasi Rusia, Thailand, dan Togo.

Baca juga: Pakar UMS: Bahasa Indonesia Layak Jadi Bahasa Internasional

Dilansir dari laman Kemendikbud, penetapan peringatan atas tokoh ternama di negara anggota UNESCO memiliki kriteria penentuan berdasarkan tahun kelahiran atau kematian tokoh, yakni terkait dengan cita-cita dan misi organisasi dalam bidang pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan alam, ilmu sosial dan kemanusiaan, serta komunikasi.

Kemudian, diusulkan dengan mempertimbangkan keterwakilan gender. Lalu, hanya dapat diusulkan secara anumerta, serta peristiwa yang memiliki cakupan universal atau setidaknya signifikansi regional, minimal di dukung oleh dua negara, memiliki dampak besar bagi negara ataupun dunia, dan sebagainya.

Dua tokoh ternama dari Indonesia ini sekaligus mengukuhkan prestasi Indonesia dalam UNESCO selama periode Sidang Umum UNESCO ke-42 tahun 2023.

Baca juga: 10 Bahasa Resmi UNESCO, Termasuk Indonesia

Dalam sidang itu, Indonesia berhasil terpilih sebagai anggota Dewan Eksekutif UNESCO, menjadi anggota Dewan International Programme for the Development of Communication (IPDC), meresmikan Indonesian Corner di markas besar UNESCO, serta penetapan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi sidang umum UNESCO.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com