Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komisi X DPR: Guru Harus Kreatif Manfaatkan Perangkat TIK

Kompas.com - 19/11/2023, 10:44 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber DPR RI

KOMPAS.com - Saat ini, siswa bisa belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di sekolah. Beragam perangkat TIK juga sudah dibagikan pemerintah.

Seperti dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang memberikan bantuan 15 unit chrome book kepada sekolah.

Hanya saja, bantuan itu dirasa masih kurang karena jumlah siswa dalam satu rombongan belajar (Rombel) sekitar 20-35 siswa.

Terkait hal itu, anggota Komisi X DPR RI Zainuddin Maliki mendorong guru agar lebih kreatif dalam memanfaatkan perangkat TIK yang digunakan sebagai sarana pembelajaran di sekolah.

Baca juga: Komisi X DPR: Peran Guru BK Perlu Didukung dan Diperkuat

"Saya kira sebaiknya idealnya satu Rombel itu punya laptop satu-satu, sehingga biar bisa belajar dengan laptopnya masing-masing, tidak harus nunggu giliran," ujarnya saat meninjau pemanfaatan bantuan TIK di SMPN 34 Gresik dan SDN 9 Gresik Jawa Timur, Kamis (16/11/2023), dilansir dari laman DPR.

"Hanya saja ini dengan laptop yang 15 (unit) harus bisa dioptimalkan, karena pembelajaran itu tidak harus sendiri-sendiri. Anak-anak bisa belajar secara berkelompok, jadi mungkin satu chrome book bisa dimanfaatkan (bersama). Yang penting guru harus bisa lebih kreatif menurut saya," terangnya.

Salah satu contohnya ialah guru membuat kelompok belajar yang memungkinkan 1 unit chrome book dimanfaatkan beberapa siswa dalam satu kelompok. Sehingga pemanfaatan perangkat TIK dapat lebih optimal.

"Satu chrome book itu untuk beberapa anak, tetapi harus punya metode yang tepat, kalau tidak nanti tidak efektif pembelajarannya pastinya," katanya.

Menurutnya, guru-guru harus lebih kreatif mendesain, memanfaatkan chrome book. Kalau tidak, nanti satu chrome book hanya bisa dimanfaatkan satu siswa dan kurang efektif.

Untuk itu, jika ada lagi penambahan kuota chrome book, maka Zainuddin merasa penambahan kuota tidak diperlukan.

Sebab, nantinya akan membutuhkan anggaran yang besar. Untuk itu, model pembelajaran kelompok menurutnya menjadi solusi ketika jumlah chrome book yang ada terbatas.

Jadi, dengan model pembelajaran kelompok, ia menilai anak-anak dapat memanfaatkan chrome book bersama, memupuk rasa berbagi, kreativitas, dan kolaborasi antar anak.

Baca juga: Atasi Bullying, Komisi X DPR: Mapel PMP Harus Dihidupkan Lagi

Maka dari itu, ia meminta agar guru lebih kreatif dalam mendesain pembelajaran kolaboratif dan berkelompok.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com