Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Bullying, Komisi X DPR: Mapel PMP Harus Dihidupkan Lagi

Kompas.com - 06/10/2023, 15:57 WIB
Albertus Adit

Penulis

Sumber DPR

KOMPAS.com - Kasus bullying atau perundungan yang berujung penganiayaan kembali terjadi di lingkungan sekolah.

Yakni beberapa waktu lalu terjadi bullying oleh siswa SMP di Cilacap Jawa Tengah. Bahkan oleh Polisi telah menetapkan dua tersangka.

Terkait hal itu, Komisi X DPR RI mendorong pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk kembali menghidupkan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP).

Tentu mapel ini diterapkan di semua lapisan pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.

Baca juga: Terjadi Bullying, Ini yang Harus Dilakukan Pelaku ataupun Korban

Hal itu bertujuan untuk meningkatkan akhlak dan budi pekerti pelajar yang tengah merosot akibat banyaknya kasus bullying (perundungan) dan tindak kekerasan.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf dalam keterangan tertulisnya seperti dikutip dari laman DPR RI, Jumat (6/10/2023).

Ia menilai, salah satu penyebab meningkatnya kasus kekerasan dan perundungan anak adalah minimnya pendidikan moral di bangku sekolah.

"Menurut saya kondisi ini sudah darurat moral, bukan lagi krisis moral. Karena pendidikan bagaimana menghargai orang lain, bagaimana menolong orang lain itu kan tidak ada pendidikannya," terang Dede.

Berdasarkan laporan yang ia terima, kasus kekerasan di lingkungan pendidikan tengah menyita perhatian masyarakat saat seorang siswa SMP di Cilacap, Jawa Tengah dengan tega memukul dan menendang teman sekelasnya.

Peristiwa bullying berujung penganiayaan itu kemudian viral di media sosial.

Baca juga: Dosen FH UMM: Ini Pertimbangan Pidana Kasus Penganiayaan Anak di Cilacap

Bahkan ada pula peristiwa kekerasan yang dialami seorang guru madrasah aliyah di Kecamatan Kebonagung, Demak, Jawa Tengah.

Korban dibacok siswanya sendiri saat asesmen tengah semester. Atau, beberapa waktu lalu, seorang siswi SD di Gresik, Jawa Timur diduga dipalak dan dicolok matanya sampai buta oleh kakak kelasnya.

Kemudian yang baru-baru ini terjadi saat geng motor yang berisikan anak-anak di bawah umur melakukan aksi kekerasan terhadap warga yang tengah melaksanakan ronda di Kampung Bandan, Jakarta Utara.

Tentunya dengan adanya rentetan peristiwa kekerasan dan bullying di lingkup sekolah, ia menilai pendidikan akhlak sangat penting untuk membina anak-anak penerus bangsa.

"Tapi, di era media sosial seperti ini, siswa tidak bisa disalahkan. Kalau siswa kita salahkan, nanti penjara anak akan penuh. Jadi, mau tidak mau, pendidikan akhlak anak harus kita perhatikan sejak dini. Dari sejak PAUD, dari sejak SD," tegasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com