Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebakaran Museum Nasional, Ratusan Benda Bersejarah Telah Dievakuasi

Kompas.com - 20/09/2023, 19:08 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) tengah melakukan proses inventarisasi dan pendataan koleksi benda bersejarah yang terdampak insiden kebakaran pada Sabtu (16/9/2023).

Proses investarisasi dan pendataan koleksi sejak 18-20 September 2023.

Baca juga: Kemendikbud: Sistem Zonasi Dihapus Tidak Selesaikan Masalah PPDB

Plt. Kepala Museum dan Cagar Budaya (MCB) Kemendikbud Ristek, Ahmad Mahendra mengatakan, ratusan koleksi benda bersejarah di Museum Nasional telah berhasil dievakuasi ke tempat penyimpanan sementara dan diteliti tingkat kerusakan yang dialami.

"Kami saat ini dalam proses melakukan identifikasi, analisis tingkat kerusakan, pembersihan dan penanganan konservasi tahap awal. Dari benda bersejarah yang terdampak, koleksi yang sudah berhasil dievakuasi dan diteliti merupakan koleksi dari Galeri Perunggu. Beberapa koleksi yang ditemukan masih cukup utuh dan langsung dapat diidentifikasi," kata dia dalam keterangannya, Rabu (20/9/2023).

Dalam rangka pemulihan, kata dia, Tim Khusus Penanganan Unit Museum Nasional Indonesia (MNI) akan bekerja sama dan melibatkan para ahli konservator, arkeolog, antropolog, budayawan, sejarawan, kurator, dan akademisi untuk menyusun perencanaan pemulihan Monumen Nasional ke depannya.

Dia menyebut, perhatian utama kerja sama ini juga ditujukan untuk peningkatan sistem keamanan dan pengamanan koleksi benda bersejarah yang berada di seluruh museum dan cagar budaya di Indonesia.

Tim khusus, lanjut dia, telah membuka komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjalankan pemulihan, termasuk dengan mitra dari luar negeri.

"Kami berbicara dengan pemerintah Prancis, karena pengalaman para ahli di sana dalam melakukan pemulihan pasca-kebakaran Notre-Dame di Paris pada 2019. Kami juga sudah berdiskusi dengan pemerintah Belanda mengenai berbagai aspek pemulihan, khususnya terkait pembangunan gedung cagar budaya dan manajemen koleksi," jelas Mahendra.

Mahendra telah menyebut, secara keseluruhan total koleksi dan benda bersejarah yang disimpan di Museum Nasional Indonesia sebanyak 194.000 koleksi.

Dari total itu, terdapat 817 koleksi di Museum Nasional yang berada dan dipamerkan pada enam ruangan yang terdampak kebakaran.

"Koleksi dan benda bersejarah tersebut merupakan koleksi berbahan perunggu, keramik, terakota, dan kayu serta koleksi miniatur dan replika benda prasejarah yang ditemukan dalam kondisi utuh maupun rusak ringan sampai berat," kata dia pada Selasa (19/9/2023).

Baca juga: 817 Koleksi di Museum Nasional Terdampak Kebakaran

Mahendra menyatakan, MCB berkomitmen untuk memberikan rincian tentang daftar koleksi-koleksi yang terdampak, serta langkah penanganan dan restorasi koleksi lebih lanjut, setelah hasil investigasi resmi diperoleh dari Puslabfor Polri.

"Kami juga telah membuka komunikasi dengan sejumlah tenaga ahli untuk dapat bekerja sama dan memberikan dukungan dalam proses penyelamatan dan restorasi seluruh koleksi yang terdampak serta pengelolaan museum dan cagar budaya yang lebih baik kedepannya," jelas Mahendra.

Dia menegaskan, restorasi dan proses identifikasi seluruh koleksi yang terdampak dari musibah yang terjadi merupakan proses yang terinci dan membutuhkan waktu serta ruang yang cukup dan memadai.

Baca juga: Kemendikbud: Ini 2 Akar Masalah Ketimpangan Sekolah Negeri

"Sesuai arahan Mas Menteri Nadiem Makarim, kejadian ini menjadi momentum bagi kami untuk melakukan perubahan di MNI agar menjadi jauh lebih baik dan menuju standar permuseuman dunia," tutur Mahendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com