Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Mahasiswa Raih Kontrak Kerja hingga Modal Rp 50 Juta dari Menves

Kompas.com - 16/08/2023, 16:58 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia memberikan beasiswa dan modal kerja kepada Mahasiswa Baru Universitas Brawijaya.

Saat hadir di Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MABA), Menteri Bahlil memberikan beasiswa pada sosok Ferdian dan Samuel.

Ferdian sendiri merupakan seorang yatim piatu asal Lamongan. Tidak cuma beasiswa, ia juga mendapatkan kontrak kerja ke perusahaan Bahlil. Sementara Samuel merupakan mahasiswa dari Fakultas Hukum (FH) yang berasal dari Ambon. Ia juga mendapatkan beasiswa.

Baca juga: Cerita Azzara Lulus dari UB IPK 3,97 dan Diterima 2 Perusahaan Jepang

Bahlil juga menawarkan modal kerja sebesar Rp 50 juta dan beasiswa pribadi kepada Andre, Mahasiswa Difabel dari Fakultas Ilmu Komputer kelahiran Nusa Tenggara Timur (NTT).

Modal tersebut digunakan untuk memulai merintis usaha dibidang aplikasi yang dia impikan. 

Mahasiswa tidak cukup bermodal IPK

Di depan 15.000 lebih maba UB, Bahlil mengatakan bahwa seluruh mahasiswa yang hadir di UB saat ini patut bersyukur karena dapat diterima di salah satu universitas terbesar di Indonesia.

Tidak mudah untuk dapat diterima di UB, apalagi siswa yang berasal dari daerah. Hal tersebut dikarenakan siswa dari daerah harus berjuang untuk bersaing dengan siswa dari kota besar yang berlatar belakang lebih baik dari segi kehidupan, lingkungan dan ekonomi.

Setelah diterima, mahasiswa sebaiknya memanfaatkan kesempatan tersebut dengan sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri. Seorang mahasiswa harus beda dengan siswa pada jenjang dibawahnya.

Bahlil mengatakan berbagai materi dan teori dari dosen di kelas hanya tiga puluh persen. Sisanya harus dicari sendiri oleh mahasiswa di luar kelas.

Salah satu yang paling penting adalah jiwa leadership atau kepemimpinan. Kepemimpinan ini adalah bagian terpenting yang nantinya mampu membuat seseorang berbeda dengan yang lain.

Baca juga: Beasiswa S2 Jepang 2023: Kuliah Gratis, Uang Saku Rp 16 Juta Per Bulan

“Materi dan teori dari dosen di kelas hanyalah tiga puluh persen, sisanya kalian harus cari di luar untuk mengembangkan diri kalian. Salah satunya melalui organisasi yang ada di kampus. Hal paling penting adalah untuk mempelajari jiwa leadership. Leadership adalah ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa atas dasar sebuah proses belajar kepemimpinan dan itu di dapat dari sebuah organisasi. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang bagus bukan suatu jaminan jika tidak dibarengi dengan jiwa kepemimpinan yang baik,” jelas Bahlil, dilansir dari rilis UB yang diterima Kompas.com.

Dia menambahkan, pada saat masuk di perguruan tinggi, hal pertama yang ia cari adalah masuk ke dalam organisasi. Kemudian dia masuk di salah satu organisasi yaitu Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI.

"Di sana saya belajar banyak tentang apa itu kepemimpinan atau leadership. IPK saya tidak sampai tiga, tetapi alhamdulillah saya memiliki banyak karyawan yang ber-IPK diatas tiga," tambahnya.

Berdasarkan pengalaman tersebut ia berpesan agar mahasiswa bukan hanya memperoleh IPK atau nilai yang baik.

"Akan tetapi juga terus pelajari dan dapatkan jiwa leadership dari berbagai organisasi yang baik di dalam kampus,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com