Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Nurul, Ibu Rumah Tangga Peraih Gelar Doktor dengan IPK 4

Kompas.com - 06/07/2023, 11:01 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menjadi ibu rumah tangga bukan halangan bagi Nurul Huda untuk menuntaskan pendidikan hingga jenjang tertinggi.

Nurul berhasil menuntaskan program S3 di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dengan IPK sempurna 4,00. 

Nurul yang mengambil gelar doktornya di bidang keolahragaan membuat disertasi dengan judul “Pengembangan Model Asesmen Permainan Bola Basket Berbasis Multiple Intelligence di Sekolah Menengah Atas”.

Berkat penelitiannya tersebut, Nurul berhak menyandang gelar Doktor Keolahragaan dengan IPK 4.00 berpredikat Summa Cum Laude dengan masa studi 33 bulan (2 tahun, 9 bulan).

Baca juga: Lulus Doktor Fakultas Teknik UI IPK 4, Arie Lakukan Penelitian Ini

Penelitian Nurul berawal dari tidak adanya instrumen khusus untuk mengukur kecerdasan majemuk atau multiple intelligence (MI) para siswa dalam permainan bola basket.

Demi mengoptimalisasi kecerdasan dalam memenangkan kompetisi, Nurul yang merupakan mantan atlet basket memulai penelitian terkait multiple intelligence tersebut dengan penelitian disertasinya

Nurul Huda menilai penelitian ini sangat bermanfaat bagi guru Pendidikan Jasmani (Penjas) di lapangan.

Ia mengatakan, tes serupa belum ada di dalam dan luar negeri dan belum ada MI di permainan bola basket.

Dalam kurikulum penjas di SMA pun banyak jenis permainan bola besar yang dibahas. Tetapi bahasan fokus di permainan basket baru masuk di kurikulum 2013 di materi bola besar. Instrumen tes ini lebih ke kognitif, afektif dan psikomotor masuk dalam pengukuran penjas.

Dalam uji entitas dan kelayakan menggunakan statistik. Penyusunan instrumen menggunakan model ADDIE karena sesuai dengan pedoman instrumen dengan 5 tahapan yaitu, analyze, design, develop, implementation, dan evaluation. Instrumen atau alat ukur ini dapat mengukur semua aspek MI.

Baca juga: Kisah Raeni, Anak Pengayuh Becak Peraih KIP Kuliah, Kini S3 di Inggris

Asesmen permainan bola basket berbasis MI yang telah dilakukan sosialisasi di SMA di Yogyakarta bersama MGMP. Instrumen tersebut membantu para guru PJOK. Petunjuk dan pedoman penilaian, form telah disediakan dalam pedoman.

Nurul menjelaskan bahwa produk dari penelitiannya berupa buku panduan asesmen permainan bola basket berbasis multiple intelligence di SMA.

Instrumen yang dikembangkan tersebut efektif untuk mengukur MI dan mengoptimalkan 9 MI yang meliputi linguistik, logika matematika, spasial, kinestetik, musik, intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan eksistensi/religi.

Terutama dalam bermain bola basket agar lebih bermanfaat bagi peserta didik serta guru Pendidikan Jasmani di lapangan. Produk yang dikembangkan berupa instrumen tes dan nontes.

“Dalam menilai ada panduannya, sehingga tidak asal. Yang dipromosikan adalah instrumen tes untuk peserta didik dan asesmen bagi guru. Meski tidak ada hubungan aktivitas fisik dengan peningkatan IQ, namun aktivitas fisik ada kaitan langsung dengan kemampuan fungsi kognitif”, tegasnya.

Baca juga: Kisah Rizky Ridho, dari Bermain Bola di Gang hingga Masuk Timnas

Keunggulan produk ini mengukur semua aspek kecerdasan. Atlet pun turut dinilai dari aspek MI. Rencana sosialisasi lebih lanjut di Dinas Olahraga dan panduan dibuat lebih menarik lagi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com