Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Raeni, Anak Pengayuh Becak Peraih KIP Kuliah, Kini S3 di Inggris

Kompas.com - 23/02/2023, 07:48 WIB
Ayunda Pininta Kasih

Penulis

KOMPAS.com - Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kini terbuka lebar bagi siswa hingga mahasiswa Indonesia. Biaya bukan lagi penghalang, karena beasiswa di dalam dan luar negeri tersedia bagi pelajar yang tekun berusaha.

Salah satu beasiswa pemerintah Indonesia yang kini sedang dibuka ialah KIP Kuliah 2023.

Dengan KIP Kuliah, calon mahasiswa mendapatkan biaya kuliah penuh serta mendapatkan dukungan biaya hidup bulanan.

Salah satu penerima beasiswa KIP Kuliah atau dulu masih disebut Bidikmisi adalah Raeni.

Dilansir dari laman Puslapdik, Anak dari seorang pengayuh beca di Kendal, Jawa Tengah, ini, adalah penerima Bidikmisi angkatan pertama tahun 2010 di Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Negeri Semarang (UNNES).

Baca juga: Kisah Faron, Mahasiswa Penjual Ikan, Kini Usahanya Beromzet Miliaran Rupiah

Setelah menjalani kuliah selama 3 tahun 6 bulan, pada Tahun 2014 Raeni diwisuda dengan IPK yang nyaris sempurna yaitu 3,96.

Tak hanya karena menjadi wisudawan terbaik, namun, yang membuat Raeni viral adalah saat Raeni datang ke acara wisuda dengan diantar sang ayah pakai becak.

Raeni dikenal setelah diantar ayahnya, Mugiono, menggunakan becaknya saat wisuda di Unnes.

Dengan prestasi dan kehadirannya bersama ayahnya itu, Raeni memperoleh beasiswa dari Presiden RI yang saat itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono.

Raeni pun melanjutkan pendidikan S2 nya di University of Birmingham Inggris dan lulus tahun 2016.

Pada tahun 2018, melalui beasiswa LPDP, Raeni melanjutkan pendidikan S3 nya, juga di University of Birmingham dan saat ini hampir selesai.

Baca juga: Pendaftaran KIP Kuliah 2023 Dibuka, Gratis Kuliah sampai Lulus

Ajak siswa tidak mampu untuk daftar KIP Kuliah

Belajar dari perjalanan hidupnya, Raeni mengajak siswa dan siswi yang akan segera menamatkan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA dan yang sederajat, untuk jangan berhenti bersekolah, tapi terus berlanjut ke jenjang pendidikan tinggi.

“Jangan memutuskan untuk tidak kuliah hanya karena berasal dari keluarga tidak mampu. Saat ini pemerintah sudah menyiapkan banyak fasilitas, salah satunya KIP Kuliah bagi siswa yang tidak mampu untuk bisa kuliah," kata Raeni dirangkum dari laman Puslapdik Kemendikbud Ristek.

Raeni mengingatkan, persaingan di pasar kerja semakin ketat. Bukan hanya bagi lulusan SMA atau SMK, bahkan persaingan di tingkat lulusan S1, S2, dan S3 juga sangat ketat.

“Kita perlu mempersiapkan skill dan kompetensi untuk bisa bersaing di pasar kerja," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com