KOMPAS.com - Nama Rizky Ridho melejit saat ia masuk skuat Persebaya U-20. Bahkan, dibalik usianya yang masih sangat muda, Rizky Ridho dipromosikan ke tim Persebaya senior sejak tahun 2020 dan menjadi pemain Tim Nasional (Timnas Indonesia) Indonesia.
Perjalanan Rizky Ridho Ramadhani menjadi pemain Timnas Indonesia diisi dengan banyak perjuangan, bermula dari gang depan rumah dan jalan raya di Kota Surabaya.
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya itu bercerita kalau dirinya menyukai sepak bola sejak kecil. Dahulu, ia sering bermain bola di depan rumah, di gang, bahkan di jalan raya.
Baca juga: 14 Beasiswa S2 dan S3 ke Luar Negeri Tanpa Batas Usia
“Awalnya saya sering bermain bola di depan rumah, di gang rumah bahkan di jalan raya, namun lama kelamaan bapak takut kalau saya tertabrak motor akhirnya saya diikutkan SSB di Simo Putra,” ujar Ridho dalam keterangan resmi UM Surabaya.
Menurutnya, keberhasilannya hari ini adalah berkat orangtua, terutama ayahnya yang selalu mengantar kemanapun, mulai yang dekat rumah sampai yang jaraknya jauh.
Ridho mengaku, di tengah kesibukan ayahnya sebagai seorang pedagang di pasar kala itu, sang ayah selalu semangat mengantarkannya mengikuti turnamen dari Lumajang hingga Sampang.
“Ada satu momen yang tak terlupakan saat kecil waktu turnamen di Sidoarjo, ketika saya dimarahi bapak di atas motor. Jadi perjalanan dari Sidoarjo hingga Surabaya saya diceramahi karena main saya jelek, itu benar-benar saya ingat,” ujar Ridho sembari tertawa.
Selain dukungan orangtua, bagi Ridho, kunci suksesnya ialah mengurangi waktu bersenang-senang saat masih muda.
Baca juga: Kisah Maria, Lulus S3 pada Usia 24 Tahun dengan IPK 4,00
"Senang dalam artian berfoya-foya dan nongkrong yang tidak ada tujuannya. Fokus membahagiakan kedua orang tua, fokus belajar dan menyeimbangkan karir dan pendidikan. Nanti kalau sudah fokus, Insya Allah kesuksesan akan mengikuti,” ujarnya.
Selain terkenal sebagai sosok yang religi, Ridho juga dikenal sebagai anak yang amat menyayangi kedua orang tuanya. Bahkan ia mengaku bahwa gaji pertama di Persebaya ia gunakan untuk mendaftarkan orang tuanya berangkat haji.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.