Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Desain Jembatan Mitigasi Bencana Inovasi Mahasiswa ITS, Simak Keunggulannya

Kompas.com - 20/05/2023, 10:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Tim mahasiswa Departemen Teknik Sipil Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuat inovasi desain jembatan mitigasi bencana.

Adapun desain jembatan itu memiliki ketahanan tinggi terhadap bencana alam. Atau seandainya terjadi bencana alam, jembatan tersebut tetap mampu bertahan.

Para mahasiswa yang tergabung di tim Ergo ITS tersebut ialah Moch Choirul Akbar Majid, Vincent Hans Siputta, dan Gregorius Alexander.

Mereka berhasil mengembangkan desain jembatan dengan sebutan Jembatan Molihuto. Salah satu anggota tim, Akbar mengungkapkan bahwa mereka menggunakan studi kasus Jembatan Molintogupo dari Desa Lombongo, Kecamatan Sumawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Gorontalo.

Baca juga: Inovasi Mahasiswa ITS, Limbah Plastik Jadi Bahan Bakar Diesel

Keunggulan jembatan Molihuto

Jembatan Molihuto didesain dengan prinsip mitigasi bencana sehingga mampu bertahan jika terjadi bencana alam.

Akbar menyampaikan bahwa kawasan Jembatan Molintogupo seringkali terjadi bencana alam banjir bandang dan gempa bumi yang mengakibatkan jembatan tersebut rawan roboh.

"Oleh sebab itu, perlu dilakukan perencanaan pembangunan jembatan dengan mengantisipasi bencana alam tersebut," ujarnya dikutip dari laman ITS, Sabtu (20/5/2023).

Di dalam perancangannya itu, jembatan menggunakan tipe jembatan pelengkung. Adapun jembatan tipe pelengkung memiliki beberapa keunggulan seperti memiliki tingkat ketahanan yang tinggi serta mampu menahan beban yang besar.

Selain itu, jembatan pelengkung memiliki struktur yang lebih kuat sehingga dapat meminimalkan penggunaan baja.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Sabun Anti Jerawat dari Minyak Kelapa

"Kelebihan dari jembatan ini juga memiliki nilai estetika tersendiri," imbuh dia.

Sedang fondasi jembatan ini juga dilengkapi dengan lapisan biotextile. Biotextile merupakan teknologi lapisan pelindung tanah yang dikembangkan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 2022.

Lapisan ini berfungsi sebagai metode stabilisasi tanah untuk mencegah laju erosi pada permukaan tanah. Cara kerja teknologi ini yaitu dengan menurunkan debit air mengalir pada permukaan sehingga tidak akan terjadi longsor.

Tak hanya itu saja, desain jembatan Molihuto menggunakan struktur beton yang terbuat dari campuran fly ash dan abu sekam padi untuk meningkatkan kualitas serta ketahanan beton.

Ia juga menjelaskan penggunaan fly ash berfungsi sebagai bahan pengikat dalam beton serta membantu beton agar tahan korosi.

Sementara itu, abu sekam padi berperan sebagai bahan penguat beton sehingga memiliki ketahanan yang lebih tinggi.

Ada fitur sensor untuk pemeliharaan

Untuk perencanaan desain jembatan ini juga menerapkan pembangunan yang berkelanjutan.

Menurut Akbar, penggunaan beton campuran juga bertujuan untuk menekan emisi karbon yang dihasilkan oleh beton sehingga lebih ramah lingkungan.

Menariknya, jembatan Molihuto juga dilengkapi dengan fitur sensor yang bertujuan untuk memudahkan proses pemeliharaan jembatan dan mengantisipasi kerusakan dini.

Baca juga: Dukung Pariwisata Sumbar, UNP Inovasi Kapal Wisata Bahari

Dari hasil inovasi tersebut, tim bimbingan Ahmad Basshofi Habieb, ST., MT., PhD., ini berhasil menyabet juara pertama dalam ajang International Bridge Design Competition yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Sipil Universitas Diponegoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com