KOMPAS.com - Tahukah kamu, awal mula sejarah Hari Kebangkitan Nasional yang selalu diperingati pada tanggal 20 Mei?
Peringatan tersebut tak lepas dari peranan para tokoh nasional dan juga organisasi besar Boedi Oetomo dalam membangkitkan semangat perjuangan bangsa untuk menuju kemerdekaan.
Dilansir dari laman Direktorat SMP, salah satu Kebijakan Politik Etis dari Belanda di bidang edukasi secara tidak langsung telah menciptakan perkembangan dalam pendidikan kaum bumiputera.
Seperti melahirkan tokoh-tokoh intelektual yang menggagas pergerakan nasional.
Baca juga: Sejarah Hari Guru Nasional, Jejaknya Dimulai sejak Tahun 1912
Karena itu ada beberapa organisasi pemuda bumiputera yang lahir. Tetapi pencetus pergerakan nasional, justri lahir dari sekolah para dokter pribumi yakni STOVIA.
Pergerakan nasional diawali dengan didirikannya sekolah kedokteran Belanda, STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen).
Di penghujung abad ke-19, berbagai wabah penyakit tersebar di Pulau Jawa. Pemerintah kolonial Belanda mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah ini karena sangat mahal untuk mendatangkan dokter dari Eropa.
Maka dari itu, pemerintah Hindia-Belanda mendirikan STOVIA untuk menghasilkan dokter-dokter yang berasal dari kalangan pribumi.
STOVIA membebaskan biaya pendidikan bagi mahasiswanya untuk menarik minat kaum bumiputera.
Tidak hanya melahirkan dokter yang cakap dalam bidang kesehatan, STOVIA juga melahirkan tokoh-tokoh aktivis cendekiawan yang berintelektual. Aktivis-aktivis kritis ini membuka jalan menuju kemerdekaan Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.