Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri Nadiem: 3 Terobosan Besar Pendidikan Lewat Merdeka Belajar

Kompas.com - 10/05/2023, 06:30 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim memenuhi undangan pemerintah Inggris untuk menghadiri Education World Forum (EWF) yang berlangsung pada 7–10 Mei 2023.

Di hadapan para menteri dan delegasi dari 180 negara, dia memaparkan visi misi, praktik baik, serta capaian dari Merdeka Belajar sebagai kebijakan transformatif di bidang pendidikan yang diluncurkan oleh Kemendikbud Ristek.

Baca juga: Jadwal dan Biaya Kuliah UI Jalur Mandiri 2023

Berawal dari kesadaran akan situasi pembelajaran yang masih butuh banyak peningkatan, kemudian diperparah oleh pandemi Covid-19, Kemendikbud Ristek menghadirkan Merdeka Belajar dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sistem pendidikan dan menjadikan proses belajar sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi pelajar di Indonesia.

"Untuk melahirkan pembelajar sepanjang hayat, kita perlu menghadirkan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi anak-anak kita," ucap dia dalam keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Menteri Nadiem menjelaskan tiga terobosan besar yang digerakkan melalui Merdeka Belajar.

Pertama, mengganti ujian berbasis mata pelajaran dengan Asesmen Nasional (AN) yang lebih menekankan pada proses pengembangan kemampuan literasi dan numerasi serta kemampuan berpikir kritis peserta didik.

Di samping itu, AN juga menggarisbawahi komitmen satuan pendidikan untuk menjadi lingkungan belajar yang bebas dari perundungan, intoleransi, dan kekerasan seksual.

Terobosan yang kedua adalah menghadirkan Kurikulum Merdeka yang dapat diimplementasikan oleh satuan pendidikan secara sukarela.

Jika sebelumnya diperlukan lima sampai tujuh tahun untuk menerapkan kurikulum baru, kali ini kami melakukannya dengan cara yang berbeda, yakni menawarkannya kepada sekolah untuk diterapkan sesuai kebutuhan dan secara sukarela.

Baca juga: Hari Pendidikan Nasional 2023, Nadiem: Merdeka Belajar Sejarah Baru

"Dalam satu setengah tahun saja, delapan puluh persen dari total keseluruhan satuan pendidikan di Indonesia mendaftarkan diri untuk menerapkan Kurikulum Merdeka," jelas dia.

Kurikulum Merdeka mengurangi konten pembelajaran sebanyak 30–40 persen guna menekankan pada pembelajaran yang mendalam, mengalokasikan 20 persen untuk pembelajaran berbasis projek, serta memberikan keleluasaan bagi guru mengatur kecepatan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

Transformasi ketiga berkenaan dengan jenjang perguruan tinggi melalui perubahan pada mekanisme penerimaan mahasiswa baru.

Perubahan dari tes berbasis mata pelajaran menjadi tes bakat telah mengubah pembelajaran di jenjang menengah menjadi lebih holistik.

Baca juga: Ahli Gizi UM Surabaya Ingatkan Tak Boleh Makan Mi Instan Lebih 2 Bungkus dalam Seminggu

"Kami menghapus tes berbasis mata pelajaran untuk penerimaan mahasiswa dan mengaitkannya dengan pembelajaran di jenjang sekolah," tegas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com