Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bukan Calistung, 6 Kemampuan Fondasi ini Lebih Penting Dimiliki Anak Sebelum Masuk SD

Kompas.com - 12/04/2023, 13:33 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengeluarkan sejumlah kebijakan yang akan diterapkan sejak tahun ajaran baru 2023/2024

Kebijakan tersebut dikeluarkan dengan harapan dapat mendorong proses transisi pendidikan anak usia dini (PAUD) ke sekolah dasar (SD) menjadi lebih menyenangkan, khususnya bagi anak sebagai subjek utama.

Adapun kebijakan tersebut meliputi tiga hal. Pertama, menghilangkan tes baca tulis hitung (calistung) dari proses penerimaan peserta didik baru di SD.

Kedua, menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama baik di PAUD dan SD). Ketiga, menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak baik di PAUD dan SD.

Mengutip dari Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, berikut enam kemampuan fondasi anak.

Baca juga: Ridwan Kamil Minta Orangtua Perkuat Fondasi Anak dengan 4 Kriteria

1. Pengenalan nilai agama dan budi pekerti

Hal ini dapat ditunjukkan melalui kemampuan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya, dan bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya.

2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi

Keterampilan tersebut dapat terlihat dari kemampuan mengucapkan kata tolong saat akan meminta, juga dapat mengucapkan permintaan maaf dan terima kasih.

3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar

Anak dianggap mempunyai kematangan emosi jika mereka mampu mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas dalam rentang waktu yang sesuai dengan usianya.

4. Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar

Kematangan kognitif ditunjukkan dari kemampuan anak menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana, ataupun memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, besok, pagi, siang, dan malam).

Baca juga: 5 Aspek Kunci Mengoptimalkan Pengembangan Bisnis, Salah Satunya Reward

5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri

Pengembangan ini ditandai dengan kemampuan anak mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah (tahu mana barang miliknya, bisa membereskan tas sendiri), juga mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri.

6. Pemaknaan terhadap belajar yang positif

Kemampuan tersebut akan nampak bila anak senang datang ke sekolah, mau mencoba kembali jika melakukan kesalahan, atau juga menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan.

Untuk diketahui, Kemendikbudristek meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24 yang berfokus pada salah satu isu penting dalam PAUD, yaitu transisi dari PAUD ke SD.

Setelah sekian lama menjadi hal yang diperbincangkan, Kemendikbudristek memberikan arahan penting terkait tes calistung yang seringkali menjadi salah satu syarat utama penerimaan anak untuk masuk ke jenjang SD.

Baca juga: Merdeka Belajar di Perguruan Tinggi Vokasi: Transformasi Menghapus Status Kelas Dua

Melalui Merdeka Belajar episode ke-24, Kemendikbudristek menekankan kepada para orangtua dan satuan pendidikan, baik di tingkat PAUD maupun SD, bahwa hal tersebut tidak tepat.

Oleh karenanya, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan untuk proses transisi PAUD dan SD. Salah satunya melalui penerapan pembelajaran untuk membangun enam kemampuan fondasi anak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com