Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bukan Calistung, 6 Kemampuan Fondasi ini Lebih Penting Dimiliki Anak Sebelum Masuk SD

Kebijakan tersebut dikeluarkan dengan harapan dapat mendorong proses transisi pendidikan anak usia dini (PAUD) ke sekolah dasar (SD) menjadi lebih menyenangkan, khususnya bagi anak sebagai subjek utama.

Adapun kebijakan tersebut meliputi tiga hal. Pertama, menghilangkan tes baca tulis hitung (calistung) dari proses penerimaan peserta didik baru di SD.

Kedua, menerapkan masa perkenalan bagi peserta didik baru selama dua minggu pertama baik di PAUD dan SD). Ketiga, menerapkan pembelajaran yang membangun enam kemampuan fondasi anak baik di PAUD dan SD.

Mengutip dari Booklet Penguatan Transisi PAUD-SD yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, berikut enam kemampuan fondasi anak.

1. Pengenalan nilai agama dan budi pekerti

Hal ini dapat ditunjukkan melalui kemampuan mengetahui kegiatan ibadah sesuai dengan agama atau kepercayaannya, dan bersedia menjalin interaksi dengan teman sebayanya.

2. Keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi

Keterampilan tersebut dapat terlihat dari kemampuan mengucapkan kata tolong saat akan meminta, juga dapat mengucapkan permintaan maaf dan terima kasih.

3. Kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar

Anak dianggap mempunyai kematangan emosi jika mereka mampu mempertahankan perhatian untuk mengikuti kegiatan di kelas dalam rentang waktu yang sesuai dengan usianya.

4. Kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar

Kematangan kognitif ditunjukkan dari kemampuan anak menyimak dan menyampaikan gagasan sederhana, ataupun memahami kosakata konsep waktu (sekarang, nanti, kemarin, besok, pagi, siang, dan malam).

5. Pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri

Pengembangan ini ditandai dengan kemampuan anak mengelola barang-barang milik pribadi yang dibawa ke sekolah (tahu mana barang miliknya, bisa membereskan tas sendiri), juga mampu secara bertahap menjaga kebersihan diri sendiri.

6. Pemaknaan terhadap belajar yang positif

Kemampuan tersebut akan nampak bila anak senang datang ke sekolah, mau mencoba kembali jika melakukan kesalahan, atau juga menunjukkan keingintahuan dengan mengajukan pertanyaan.

Untuk diketahui, Kemendikbudristek meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-24 yang berfokus pada salah satu isu penting dalam PAUD, yaitu transisi dari PAUD ke SD.

Setelah sekian lama menjadi hal yang diperbincangkan, Kemendikbudristek memberikan arahan penting terkait tes calistung yang seringkali menjadi salah satu syarat utama penerimaan anak untuk masuk ke jenjang SD.

Melalui Merdeka Belajar episode ke-24, Kemendikbudristek menekankan kepada para orangtua dan satuan pendidikan, baik di tingkat PAUD maupun SD, bahwa hal tersebut tidak tepat.

Oleh karenanya, Kemendikbudristek mengeluarkan kebijakan untuk proses transisi PAUD dan SD. Salah satunya melalui penerapan pembelajaran untuk membangun enam kemampuan fondasi anak.

Penting dibangun hingga anak berusia 7-8 tahun

ECED Teacher Training Specialist Tanoto Foundation Adi Mario mengatakan, kemampuan fondasi sangat penting dan perlu terus dibangun hingga anak berusia sekitar 7-8 tahun, atau memasuki SD kelas awal.

Ia mengungkapkan, selama ini hal yang penting untuk dipahami orangtua adalah agar anak dapat memiliki kemampuan calistung.

Padahal terdapat tahapan sebelumnya, yaitu membangun kemampuan prasyarat. Hal ini merupakan kemampuan lain yang menjadi salah satu syarat sebelum anak dapat membaca, menulis ataupun berhitung dengan baik

Mario mencontohkan, sebelum anak dapat membaca, mereka perlu mempunyai kemampuan menyimak dan mengasosiasikan isi bacaan dengan kata yang tertulis di buku dan dengan kata yang dilafalkan.

“Orangtua ataupun keluarga dapat membantu proses ini melalui beberapa cara, misalnya dengan banyak berkomunikasi atau mengajak anak berbicara. Cara lainnya juga dengan membacakan cerita dengan nyaring, atau yang sering disebut Read Aloud,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (12/4/2023).

Dengan begitu, lanjut Mario, anak akan belajar mengasosiasikan isi cerita dengan kata-kata yang ada dalam buku.

Selain itu, ia menjelaskan, orangtua juga perlu memastikan setiap anak mendapatkan haknya untuk memiliki kemampuan fondasi tersebut.

Oleh karenanya, Mario mengimbau agar orangtua tidak memberi label kepada anak berdasarkan capaian belajarnya. Hal ini karena setiap anak mempunyai laju perkembangan dan kesempatan belajar yang berbeda-beda.

“Kebijakan yang sangat baik ini tentunya membutuhkan dukungan dari banyak pihak agar kesalahan pemahaman mengenai kemampuan calistung pada anak usia dini yang sudah berlangsung cukup lama dapat diubah,” tuturnya.

Dengan perubahan tersebut, lanjut Mario, anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara lebih optimal sesuai tahapan usianya

Sejumlah informasi lain terkait transisi PAUD ke SD yang menyenangkan juga dapat Anda temukan di laman SIGAP Tanoto Foundation, yaitu sigap.tanotofoundation.org.

https://www.kompas.com/edu/read/2023/04/12/133326871/bukan-calistung-6-kemampuan-fondasi-ini-lebih-penting-dimiliki-anak-sebelum

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke