Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doktor Ilmu Manajemen UNJ: Indonesia Telah Terapkan Langkah Tarik Investasi Migas

Kompas.com - 02/04/2023, 13:54 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Dalam beberapa tahun terakhir, industri minyak dan gas (migas) di dunia menghadapi berbagai tantangan yang berdampak pada tingkat investasi dan produksi.

Tantangan tersebut antara lain meningkatnya persaingan dengan munculnya sumber energi terbarukan, fluktuasi harga minyak, ketegangan geopolitik, dan pandemi Covid-19. Tantangan tersebut juga berdampak pada sektor migas Indonesia yang kesulitan menarik investasi dan mempertahankan tingkat produksi.

Berdasarkan analisis Kementerian Investasi Indonesia, sektor minyak dan gas Indonesia menghadapi beberapa tantangan khusus yang berdampak pada tingkat investasi dalam beberapa tahun terakhir.

Tantangan-tantangan tersebut antara lain penurunan tingkat produksi dari lapangan-lapangan tua, yang menyebabkan penurunan cadangan dan peningkatan biaya eksplorasi.

Baca juga: 15 Jurusan Sepi Peminat di Undip, Ada Incaranmu untuk UTBK SNBT 2023?

Selain itu, ketidakpastian peraturan dan birokrasi telah mempersulit investor untuk menavigasi lanskap investasi, yang menyebabkan kurangnya investasi baru di sektor ini.

Menurut Pakar Ilmu Manajemen UNJ Dr. Anggawira, untuk mengatasi tantangan tersebut, Indonesia sebetulnya telah menerapkan beberapa langkah yang bertujuan untuk menarik investasi baru dan mendukung pertumbuhan sektor tersebut.

"Langkah-langkah tersebut mencakup serangkaian insentif bagi investor, seperti tax holiday dan manfaat lainnya, serta upaya untuk merampingkan proses regulasi dan menciptakan iklim investasi yang lebih menarik," ucap dia dalam keterangannya, Minggu (2/4/2023).

Dia menyebut, kebutuhan investasi yang tinggi tak lepas dari target kita dalam meningkatkan produksi minyak dan gas di Indonesia.

Data dari SKK Migas menunjukan pengeboran sumur pengembangan sejak tahun 2021 hingga 2022 selalu membukukan hampir dua kali lipatnya dibandingkan tahun sebelumnya. Untuk itu untuk meningkatkan produksi minyak dan gas, menambah pengeboran sumur adalah solusinya.

Namun dari sisi dunia usaha melakukan pengeboran sumur pengembangan juga memiliki tantangan sendiri.

Pertama, kata dia, tentu biaya untuk mengebor sumur baru memerlukan biaya yang tidak sedikit apalagi jika sumur minyak terletak di lokasi yang sulit dijangkau seperti offshore.

Kedua adalah tantangan teknikal yang muncul sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan keselamatan kerja tentu kembali lagi kesulitannya akan bervariasi tergantung kesulitan masing-masing sumur.

Baca juga: Syarat Nilai Rapor dan Ijazah 5 Sekolah Kedinasan, STAN hingga Kemenhub

Selain penurunan tingkat produksi dan ketidakpastian peraturan, sektor ini juga dipengaruhi oleh pergeseran global menuju sumber energi terbarukan.

Pergeseran investasi energi terbarukan

Tren investasi global saat ini, sebut dia, menunjukkan adanya pergeseran menuju investasi di sektor energi terbarukan.

Banyak investor global yang mulai beralih dari sektor minyak dan gas ke sektor energi terbarukan karena alasan lingkungan dan juga potensi keuntungan yang lebih besar di masa depan.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com