Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gejala Baru Covid-19, Pakar UGM Jelaskan Apa Itu Hiposmia

Kompas.com - 26/12/2022, 16:29 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai. Setiap hari masih ada penambahan kasus positif bahkan pasien yang meninggal dunia.

Baru-baru ini, penambahan kasus Covid-19 juga terjadi di Inggris. Kasus Covid-19 di Inggris disertai dengan gejala baru yakni hiposmia.

Dosen sekaligus dokter spesialis THT Rumah Sakit Akademik (RSA) Universitas Gadjah Mada (UGM), dr. Anton Sony Wibowo menerangkan tentang apa itu hiposmia. Hiposmia adalah salah satu gejala penurunan kemampuan membau terhadap sesuatu.

Baca juga: 12 Beasiswa S2 yang Masih Sedikit Pendaftar, Mau Coba?

Hiposmia, gejala baru Covid-19

Menurut dia, pasien yang mengalami hiposmia seringkali mengeluhkan benda-benda atau sumber bau yang seharusnya tercium dengan kuat hanya tercium samar-samar atau tidak jelas jenis baunya, namun jenis bau masih sama.

"Misal bau amis masih amis atau manis masih manis hanya saja intensitas baunya berkurang," kata Anton seperti dikutip dari laman UGM, Senin (26/12/2022).

Dia mengungkapkan, pada masa pandemi Covid-19 kemunculan kasus pasien dengan hiposmia ini cukup banyak.

Di luar negeri dilaporkan ada sekitar 60 persen pasien rawat jalan yang dilaporkan mengeluhkan penurunan kemampuan membau.

"Penelitian saya di RSA UGM tahun 2022 ada sekitar 50 persen pasien di poli rawat jalan yang mengalami hiposmia," beber dia.

Anton mengungkapkan, hiposmia merupakan gejala yang tidak hanya muncul karena infeksi Covid-19 saja.

Namun, gejala ini dapat terjadi akibat infeksi hidung dan sinus, hipertrofi nasal turbinate, maupun infeksi virus lainnya bahkan juga disebabkan cedera pada bagian kepala.

Baca juga: Beasiswa S2-S3 New Zealand 2023: Kuliah Gratis, Daftar Tanpa LoA

Pengobatan hiposmia

Anton menambahkan, pengobatan hiposmia berupa pengobatan untuk virus sendiri. Selain itu, ditambah dengan terapi suportif lain seperti multivitamin tertentu.

"Yang terpenting adalah mengobati penyakit dasarnya karena hiposmia hanya gejala," tandasnya.

Meskipun Covid-19 di Indonesia dilaporkan melandai dengan jumlah kasus harian yang terus menurun, Anton mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Kita tidak boleh lengah untuk terus menjaga penularan kasus karena Covid-19 masih ada," tegas Anton.

Anton juga meminta masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi Covid-19 bagi yang belum mendapatkannya.

Baca juga: Libur Sekolah Tiba, Kunjungi 8 Perpustakaan Keren di Indonesia Ini

Bagi masyarakat yang sudah divaksin Covid-19 untuk melakukan vaksin booster guna meningkatkan antibodi sehingga risiko penularan Covid-19 dapat ditekan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com