Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mohammad Imam Farisi
Dosen

Dosen FKIP Universitas Terbuka

Dari Jeju untuk Dunia: "The Future is Open"

Kompas.com - 11/11/2022, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETELAH vakum tiga tahun karena pandemi Covid-19, konferensi tahunan yang ke 35 Asosiasi Perguruan Tinggi Terbuka (PTT) se-ASIA (The 35th Asian Association of Open Education/AAOU) sukses digelar tahun ini dengan mengusung tema “Opening a New Path to Open Universities: Responding to Global issues”.

Korea National Open University (KNOU) mendapat kehormatan untuk menyelenggarakannya sebagai tuan rumah. Konferensi diselenggarakan di kepulauan Jeju (Jeju Island), Korea Selatan, pada 2—4 November 2022.

Melalui tema tersebut, PTT anggota AAOU dihadapkan pada isu penting terkait perkembangan dan arah baru dalam operasional pendidikan jarak jauh dan terbuka, terutama terkait apa yang dapat dimanfaatkan institusi-institusi pendidikan jarak jauh dan terbuka pada artificial intelligence (AI), virtual reality (VR), robotic technology (RT), dan teknologi unggul lainnya.

Kehadiran teknologi unggul dan inovatif tersebut, disadari atau tidak, salah satunya telah diakselerasi oleh pandemi Covid-19.

Sejarah dan perkembangan perguruan tinggi terbuka 

Salah satu topik sajian yang menarik adalah tentang “the future is open”. Di masa depan publik harus memiliki akses terbuka terhadap informasi, teknologi, pendidikan, keahlian, dan sejumlah hal lain untuk memenuhi kebutuhan pengembangan dirinya dan masyarakat.

Baca juga: Mengenal Universitas Terbuka, Perguruan Tinggi Negeri yang Menganut Sistem Pembelajaran Jarak Jauh

Institusi pendidikan, terutama pendidikan terbuka, wajib menyediakan hal itu secara terbuka pula. Secara historis, “terbuka” (open) dan “keterbukaan” (openness) merupakan filosofi dan paradigma utama dari gerakan keterbukaan yang dipelopori oleh institusi-institusi pendidikan terbuka, khususnya institusi pendidikan tinggi pasca-perang antara tahun 1960-1970-an.

Gerakan keterbukaan dipicu krisis yang dihadapi perguruan tinggi konvensional yang tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan publik yang semakin meningkat untuk mendapatkan akses pendidikan tinggi yang lebih luas dan terbuka.

Di tengah krisis pendidikan itu, lahir perguruan tinggi terbuka pertama di dunia, yaitu The Open University (OU) di Inggris tahun 1969.

Saat ini, terdapat 190 PTT di dunia yang tersebar di 70 negara dan bergabung dalam International Council of Distance Education (ICDE). Peserta didik mencapai lebih dari 15 juta yang tersebar di 6 benua (icde.org).

Di kawasan Asia saja terdapat 44 PTT (full members) dan 44 PTT dan institusi terbuka lain (associate members) yang tergabung di dalam AAOU, termasuk Universitas Terbuka (aaou.org).

Berdasarkan data yang dirilis Goodstats (7/11/2022), beberapa PTT menempati ranking teratas sebagai 10 universitas terbesar di dunia dalam jumah penerimaan mahasiswa (student enrollment). Enam di antaranya adalah PTT di Asia yang termasuk dalam kelompok Mega Open Universities, yakni universitas-universitas dengan total penerimaan mahasiswa lebih dari 100 ribu (Daniel, 1998).

Di urutasn pertama adalah Indira Gandhi National Open University (IGNOU) di India, dengan total 4 juta mahasiswa. Selanjutnya Anadolu University (AU) di Turki menempati posisi keempat dengan total 1.974.343 mahasiswa. Allama Iqbal Open University (AIOU) di Pakistan, menempati posisi keenam dengan total 1.326.948 mahasiswa.

Payame Noor University (PNU) di Iran menempati ranking ketujuh dengan total 800 ribu mahasiswa. Bangladesh Open University (BOU) menempati tempat kedelapan dengan total 650 ribu mahasiswa. Universitas Terbuka (UT) di Indonesia menempati ranking kesembilan dengan total 646.467 mahasiswa.

Tak dapat disangkal, keberadaan Mega Open Universities tersebut sangat berarti dan memiliki peran sangat penting dalam meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi (PT) (Gross Enrollment Ratio).

Universitas Terbuka misalnya, telah memberikan kontribusi sebesar 5,61 persen terhadap APK-PT secara nasional, dengan rata-rata total penerimaan mahasiswa baru sebanyak 111.574 orang selama tiga tahun terakhir (2019—2021) (Farisi, 2022).

 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com