Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Generasi Muda Kampung Yoboi Jayapura Gelar "Festival Ulat Sagu"

Kompas.com - 26/10/2022, 16:01 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kampung Yoboi, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua mengadakan Festival Ulat Sagu pada 25-27 Oktober 2022. Festival dilaksanakan setiap tahun Masyarakat Kampung Yoboi sebagai daya tarik atraksi wisata sekaligus melestarikan budaya.

Dalam festival ini, generasi muda Kampung Yoboi memperlihatkan budaya sagu kepada para pengunjung.

Pemuda-pemudi Kampung Yoboi tersebut merupakan Pandu Budaya, sebutan bagi generasi muda yang mengikuti Sekolah Lapang Kearifan Lokal yang diinisiasi Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbud Ristek.

Sekolah Lapang Kearifan Lokal sudah dilaksanakan dalam beberapa tahap. Di Kampung Yoboi telah memasuki tahap pengembangan dan pemanfaatan Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK) yang sebelumnya diadakan tahap Temu Kenali OPK pada Agustus 2022 dilanjutkan pengkurasian OPK bulan September 2022.

“Kami mendorong generasi muda untuk kembali mengenali kearifan lokal yang ada, melalui sebuah gerakan bersama, kami mendukung dalam bentuk Sekolah Lapang Kearifan Lokal, selama satu tahun ini," jelas Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Sjamsul Hadi.

"Saat ini telah memasuki pengembangan dan pemanfaatannya. Budaya sagu sebenarnya sudah ada dari leluhur masyarakat Papua, dengan ini kami kembangkan dan kita kembalikan, dengan konsep kembali ke alam, dari daun, batang, dan pohon sagunya bisa kita tampilkan pada festival Ulat Sagu ini,” sambung Sjamsul Hadi.

Sekolah Lapang Kearifan Lokal ini merupakan jawaban dari pemerintah akan bergesernya nilai budaya yang mulai ditinggalkan karena perkembangan zaman.

“Pohon Sagu sangat berarti untuk menopang kehidupan kita di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura," jelas Wakil Bupati Jayapura Giri Wijayanto.

Baca juga: Shalawat Badar Ditetapkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

"Kebutuhan dasar manusia cuma ada tiga: sandang, pangan, papan. Semuanya bisa di dapat dari pohon sagu. Oleh sebab itu tidak ada salahnya kalau Papua dinyatakan sebagai surga yang turun di bumi ini,” lanjut Giri Wijayanto. 

“Kita melihat banyak lahan sagu yang mulai dimanfaatkan untuk perumahan, itu merusak. Yang Tuhan berikan kepada kita (pohon sagu), kita jaga dengan baik, semoga bermanfaat bagi kita," tambahnya.

Pemuda-pemudi Kampung Adat Yoboi yang menjadi peserta (pandu budaya) Sekolah Lapang Kearifan Lokal, telah menjadi motor penggerak masyarakat kampung untuk menggiatkan budaya yang mereka miliki.

Melalui Festival Ulat Sagu yang bertepatan dengan Kongres Masyarakat Adat (KMAN) yang dilaksanakan merupakan momen yang tepat bagi para pandu budaya untuk berunjuk gigi mempertunjukkan budaya lokal yang mereka miliki.

“Kemudian untuk ke depan Direktorat Jenderal Kebudayaan membuka ruang untuk menampung aspirasi untuk inovasi yang dibutuhkan masyarakat adat melalui jalan kebudayaan," jelas Sjamsul.

"Hal ini merupakan amanat Presiden RI khususnya dalam hal kedaulatan pangan. Melalui program ini kami telah mendorong menggali potensi untuk kembali ke makanan lokal melalui tanaman-tanaman lokalnya," tambahnya.

"Gerakan ini telah kami bangun dari NTT, Kalimantan, dan Papua, ke depan semoga bisa ke wilayah-wilayah lainnya dengan menggandeng generasi muda untuk membangun dan kembali ke budaya adatnya masing-masing,” lanjut Sjamsul.

Baca juga: Festival Budaya Korea KT&G, Gelar Workshop Kimchi hingga Hangul

Para pandu budaya yang telah mengikuti Sekolah Lapang Kearifan Lokal akan menunjukkan budaya-budaya yang telah mereka temu kenali mulai dari berbagai olahan kuliner sagu seperti papeda, sagu bakar, ulat sagu bakar, bahkan pizza dan es krim yang berbahan dasar sagu, serta tarian dan musik-musik khas Papua.

"Momen ini merupakan waktu yang tepat agar Masyarakat Adat lebih memanfaatkan, mengembangkan, dan mencintai budaya yang dimiliki," tutup Sjamsul.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com