Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Fialisa, Raih Beasiswa Penuh Kuliah S2 di 3 Negara Eropa

Kompas.com - 25/10/2022, 07:00 WIB
Andia Christy,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak 2004, sudah lebih dari 2.300 pelajar Indonesia mendapatkan beasiswa dari program yang diselenggarakan Uni Eropa, Erasmus+ (Erasmus Plus).

Tahun ini, 91 mahasiswa asal Indonesia menerima beasiswa Erasmus Mundus Joint Master’s (EMJM) degree, sementara 119 lainnya, yang terdiri atas mahasiswa dan dosen, mendapat kesempatan belajar atau mengajar di perguruan tinggi di Eropa melalui program pertukaran jangka pendek Erasmus+ Mobility.

Erasmus+ sendiri adalah program Uni Eropa untuk mendukung pendidikan, pelatihan, pemuda dan olahraga di Eropa.

Baca juga: Cerita Azka, Raih Beasiswa Penuh ke Jepang karena Aktif Berorganisasi

Pelajar dari seluruh dunia dapat mendaftar, termasuk Indonesia. Aplikasi beasiswa dapat mulai diajukan antara bulan Oktober hingga Januari untuk masa pendidikan yang dimulai pada tahun akademik berikutnya.

 

Fialisa Asriwhardani menjadi salah satu alumni Erasmus+ untuk program Emergency and Critical Care Nursing tahun 2020 sampai Juni 2022 dengan segudang cerita dan strategi yang ia alami.

Melalui Erasmus+, ia berkuliah S2 gratisdi tiga negara dan universitas di Portugal, Inggris, serta Spanyol. Kini, Fialisa bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pusat Sistem dan Strategi Kementerian Kesehatan Indonesia. 

Gap year dan telah berkeluarga

Sebelum diterima oleh Eramus+, Fialisa terakhir kali mengenyam pendidikan 11 tahun lalu. Dengan demikian, ia telah mengalami jeda pendidikan (gap year) cukup lama sebelum memilih mengikuti beasiswa.

Bahkan, Fialisa juga telah berkeluarga dan memiliki satu anak yang turut ia bawa ke tiga negara tempatnya belajar. Ia mengatakan, gap year dan status telah berkeluarga bukanlah halangan untuk bisa mengikuti Erasmus+.

“Ini bukan halangan karena banyak teman-teman yang sudah berkeluarga bawa anak dan suami ke sana. Memang, sih, gap year itu berpengaruh dengan kita terkait adaptasi pendidikan baru, tapi jangan jadi tekanan,” ucap Fialisa pada acara talk show Erasmus Days di Jakarta, Sabtu (15/10/22). 

Baca juga: Beasiswa Unggulan 2022 Diperpanjang, Cek Cara Daftar Jenjang S1-S3

Sejak awal, Fialisa memang tertarik dengan Erasmus+ karena menawarkan keilmuan yang spesifik sesuai yang ia butuhkan.

Jadi, tidak hanya sesuatu yang umum seperti “Ilmu Kedokteran” tetapi bisa dispesifikan menjadi Emergency and Critical Care Nursing yang lebih menekankan juga kepada teknik terapannya.

Tentu, dengan latar belakang dirinya sebagai seorang pediatri berfokus pada kedaruratan anak bisa terjawab di program Erasmus+.

Selain itu, Fialisa merupakan sosok petualang dan suka melakukan travelling. Hal ini tentu turut terjawab karena penerima beasiswa dapat dikirim ke 30 negara di benua Eropa.

Ditambah, tidak ada komitmen harus kembali ke Indonesia usai mendapatkan beasiswa atau ikatan dinas. Fialisa sempat mempertimbangkan untuk mengundurkan diri dari ASN, meskipun tidak jadi karena beberapa alasan pribadi.

Kemudian, mobilitas yang didapatkan dari program beasiswa Fialisa sebutkan sebagai khas dari Erasmus+. Penerima beasiswa seperti dirinya harus berpindah dari satu negara ke negara lain untuk mengenyam pendidikan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com