Sosok Andika Pratama, Mahasiswa UI yang Terpilih Jadi Abang Jakarta 2022

KOMPAS.com - Andika Pratama berhasil meraih gelar Abang Jakarta 2022 pada Malam Puncak Abang None Jakarta 2022, beberapa waktu lalu.

Andika merupakan mahasiswa aktif program studi (prodi) Administrasi Perpajakan, Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia (UI).

Bagi Andika, Abang dan None Jakarta bukanlah acara seremonial tahunan semata, tetapi harus memberikan dampak bagi negeri

Andika mengatakan, menjadi Abang Jakarta adalah implementasi ketulusan dengan cara memperlakukan warga Jakarta selayaknya keluarga.

Baca juga: Sosok William, Lulusan Terbaik, Termuda, Tercepat ITB dengan IPK 4,00

Tujuannya agar warga Jakarta dapat merasakan bahwa Abang dan None Jakarta merupakan bagian penting dari diri mereka.

"Adab serta perilaku yang dimiliki Abang dan None harusnya menjadi sosok yang inklusif, yaitu sosok yang dapat menempatkan diri di semua kalangan, berjiwa sosial tinggi, memiliki empati yang besar, kecerdasan emosional, serta energi yang positif," ujarnya dalam keterangan tertulis Universitas Indonesia.

Dok. Universitas Indonesia Andika Pratama, Mahasiswa UI yang Terpilih Jadi Abang Jakarta 2022

Sebagai Abang Jakarta 2022, Andika mengusung kampanye bertagar #JakartaForEveryone dengan maksud bahwa Jakarta sebagai kota global, tidak hanya berfokus kepada pembangunan infrastruktur saja, juga pada pembangunan sumber daya manusia.

Kesetaraan, jelas Andika, merupakan wujud penting dalam pembangunan kota Jakarta sebagai kota global. Ia ingin #JakartaForEveryone terus menggaung dan menggema di kota tersebut.

Baca juga: Kisah Putri, Siswi Madrasah Anak Petani, Raih Beasiswa Kuliah ke Kanada

“Saya berharap bisa menjadi role model bagi generasi muda untuk berkarya dan berbakti kepada masyarakat. Saat ini, saya telah mendirikan program Sejuta Tangan untuk Negeri yang bergerak di bidang pendidikan anak putus sekolah, disabilitas, dan anak kurang mampu,” ujar Andika.

Ia bercerita, sebagai Finalis Abang None Jakarta 2022 dirinya mengikuti karantina untuk pembekalan, penilaian, dan penjurian.

Beberapa pembekalan yang diberikan, yaitu berbagai hal yang berkaitan dengan pariwisata, psikologi, ekonomi kreatif, komunikasi, budaya Betawi, serta pemerintahan.