Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosen UM Surabaya: Ini Penyebab dan Gejala Stroke pada Usia Muda

Kompas.com - 12/08/2022, 11:20 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Stroke merupakan keadaan darurat medis yang perlu ditangani dengan cepat.

Gejala stroke, yaitu sulit berjalan, berbicara, dan memahami, serta kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan, atau tungkai.

Baca juga: Ini 15 Perguruan Tinggi Terbaik Indonesia Versi Webometrics 2022

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menunjukkan, stroke menempati peringkat kedua sebagai penyakit tidak menular penyebab kematian.

Stroke juga menjadi peringkat ketiga penyebab utama kecacatan di seluruh dunia.

Bahkan sebuah penelitian yang dilakukan oleh Indian Council of Medical Research (ICMR) menunjukkan sekitar 10-15 persen dari jenis stroke yang terjadi pada pasien dewasa muda mengakibatkan hampir seperlima dari mereka dirawat di rumah sakit.

Menurut Dosen Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya M Reza Utama, sebagian besar stroke pada usia dewasa muda disebabkan karena dua jenis perdarahan.

Jenis pertama, kata dia, adalah perdarahan subarachnoid, yakni perdarahan yang terjadi di area antara membran arachnoid dan piamater yang mengelilingi otak.

"Jenis kedua adalah karena perdarahan intrakranial yaitu ketika pembuluh darah di dalam tengkorak pecah atau bocor," kata dia melansir laman UM Surabaya, Jumat (12/8/2022).

Reza menjelaskan, kedua penyebab ini ditemukan lebih dominan ke orang dewasa muda (40-55 persen), bila dibandingkan dengan populasi stroke umum (15-20 persen).

Namun tren tersebut semakin bergeser. Jenis stroke yang paling umum memengaruhi mayoritas populasi saat ini adalah stroke infark.

Baca juga: Suka Makanan Pedas? Ini 3 Bahayanya Menurut Dosen UM Surabaya

"Jenis stroke ini yang disebabkan oleh penyumbatan pada pembuluh darah yang memasok darah ke otak," ucap dia.

Dia menyebut, gejala-gejala stroke pada kelompok dewasa muda dapat diidentifikasi dengan cepat melalui singkatan BE FAST.

Yakni, Balance (gangguan keseimbangan), Eyesight changes (perubahan penglihatan pada satu atau kedua mata), Facial drooping (otot-otot wajah yang melemah/mati rasa), Arm weakness (kelemahan anggota gerak, terutama pada salah satu sisi tubuh), Speech difficulty (gangguan bicara atau kesulitan memahami), dan Time (terjadi mendadak/tiba-tiba)

"Akronim ini dapat kita gunakan untuk membantu mendeteksi dan meningkatkan daya tanggap terhadap kegawatan pasien stroke," jelas dia.

Tak lupa, dia juga menjelaskan beberapa risiko yang bisa memicu kejadian stroke pada usia muda, seperti merokok, sering minum alkohol, obesitas, kencing manis, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, dan struktur jantung tidak normal.

Kemudian, sering menggunakan pil kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen, gangguan pembekuan darah, serta masalah saat kehamilan dan masa nifas.

Baca juga: Ramai soal Berita Mahasiswa Baru Dijemur Saat Ospek, Ini Jawaban Untirta

"Dengan mengetahui berbagai faktor risiko di atas, pencegahan dengan cara mengontrol faktor risiko/kondisi-kondisi khusus serta membudayakan pola hidup aktif dan sehat perlu diupayakan sedini mungkin, agar kita dan keluarga dapat meminimalkan kemungkinan terserang stroke pada usia muda," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com