Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM: Perubahan Iklim Mengancam Kesehatan Masyarakat

Kompas.com - 14/06/2022, 09:27 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pada abad ke-21 ini, masyarakat dunia sudah familiar dengan kampanye "go green", kampanye pembangunan berkelanjutan, dan kampanye penggunaan sumber energi terbarukan.

Kampanye ini muncul sebagai upaya mitigasi terhadap perubahan iklim. Sebab, banyak bencana alam yang ekstrem dan tidak menentu lantaran adanya perubahan iklim.

Tetapi, ternyata perubahan iklim tersebut juga membawa dampak lain, salah satunya ancaman kepada aspek kesehatan masyakarat.

Baca juga: Puspar UGM: Ini Alasan Dibatasinya Pengunjung Naik Candi Borobudur

Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Guru Besar dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Prof. dr. Ova Emilia memberikan penjelasan terkait hal itu.

Bisa muncul penyakit baru

Menurut Prof. Ova, perubahan iklim dapat berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Dampak langsung dapat seperti adanya cuaca ekstrem dan lain sebainya.

Sedangkan dampak tidak langsung contohnya seperti ketika perubahan iklim kemudian memengaruhi vektor-vektor atau penyebab penyakit (contohnya nyamuk).

Dengan adanya perubahan iklim maka bisa jadi vektor-vektor atau penyebab tersebut bisa hidup lebih panjang atau berubah perilaku.

"Adanya perubahan iklim itu juga akan memengaruhi vektor-vektor atau penyebab-penyebab penyakit," ujarnya dikutip dari laman UGM, Senin (13/6/2022) dalam webinar ‘Pemikiran Bulaksumur #11: Kesehatan Manusia dan Planet Bumi’.

Lebih lanjut, Prof. Ova mengatakan bahwa pengaruh itu mengakibatkan hidupnya akan lebih panjang atau mungkin berubah perilaku sehingga menimbulkan problem-problem penyakit yang mungkin juga belum pernah ditemukan sebelumnya.

Baca juga: Tarif Listrik Mau Naik? Pakar UGM Beri Tanggapan

"Sehingga bukan tidak mungkin ke depan akan muncul problem-problem (penyakit baru) seperti yang kita hadapi dalam 2 tahun terakhir, yakni Covid-19," jelasnya.

Untuk memitigasi ancaman perubahan iklim kepada kesehatan masyarakat tersebut, ia berharap bahwa perguruan tinggi dapat berperan besar untuk mendiseminasikan perilaku-perilaku ‘green’ atau yang berpikir terkait keberlanjutan planet bumi ini.

Universitas pun juga diharapkan untuk dapat lebih menghasilkan banyak penelitian guna memitigasi bencana perubahan iklim, serta membantu untuk membuat perencanaan dan kebijakan publik yang diperlukan.

Mitigasi kesehatan masyarakat bertingkat

Narasumber lain yang juga guru besar FKKMK UGM, Prof. dr. Laksono Trisnantoro, mengatakan bahwa mitigasi kesehatan masyarakat dari bahaya perubahan iklim sebaiknya dilakukan pada setiap tingkatan, yakni mulai dari tingkatan:

1. individu

2. sosial

3. sampai tingkatan struktural

Adapun mitigasi pada tingkatan individu contohnya dapat berupa memperbaiki perilaku masyarakat, seperti mendorong untuk memiliki pola hidup sehat dan lain sebagainya.

Pada tingkatan sosial, mitigasi dapat berupa mengurangi kemiskinan di masyarakat, sebab mau tidak mau pada kenyataan di lapangan, kesehatan sangat berkaitan dengan faktor ekonomi.

Baca juga: Di Ajang Formula E Jakarta, Mahasiswa FT UGM Juara 1 Desain Kendaraan Listrik

Sementara itu juga diperlukan mitigasi pada tingkatan struktural, yang seharusnya ada regulasi dan kebijakan yang diperlukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com