Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakar Komunikasi UB: Sukses Gelar MotoGP, Mandalika Harus Lakukan Ini

Kompas.com - 27/03/2022, 08:59 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia sukses menggelar MotoGP di sirkuit Mandalika, 18-20 Maret 2022. Bahkan meninggalkan kenangan baik bagi dunia balap internasional.

Hal itu tak lepas karena keberadaan Pertamina Mandalika International Street Circuit (sirkuit Mandalika) di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tak hanya itu saja, pemerintah juga gencar dengan branding sirkuit tersebut. Mulai dari pariwisata hingga membawa dampak pertumbuhan ekonomi warga sekitar.

Baca juga: Tips Raih Beasiswa ke Luar Negeri ala Dosen UB

Terkait aspek branding, Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB), Maulina Pia Wulandari, Ph.D., mengungkapkan saat ini mata dunia sudah paham keberadaan Mandalika maka harus dijaga aspek brandingnya.

Ada evaluasi efek MotoGP

Menurutnya, usai diselenggarakannya MotoGP Mandalika maka selanjutnya harus tahu evaluasi efek yang ditimbulkan dengan event tersebut.

"Terutama pada kunjungan wisata di Lombok. Kemudian evaluasi juga efeknya kepada potensi pekerjaan baru," ujarnya dikutip dari laman UB, Jumat (25/3/2022).

Evaluasi terkait pekerjaan itu yang bisa muncul disana termasuk peluang bisnis pariwisata. Serta bagaimana dampak terhadap sosial masyarakat di Lombok.

Namun, usai perhelatan akbar MotoGP Mandalika itu, Maulina menyarankan agar selanjutnya ada agenda internasional yang harus diselenggarakan di tempat tersebut.

"Skala nasional silakan tapi harus punya efek wah. Menyelenggarakan event internasional bisa menjaga reputasi sirkuit Mandalika," tuturnya.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Pupuk Alami untuk Tabulampot dari Limbah Ini

"Mandalika ini harus dijaga kesinambungannya. Jangan seperti Sentul dulu karena masalah politik kemudian tidak dipakai. Jadi akan lebih baik setelah ini Mandalika menyelenggarakan kejuaraan internasional bahkan jika bisa juga Formula 1," imbuhnya lagi.

Punya tim manajemen branding kuat

Tetapi, branding tidak hanya sekedar saat event saja. Namun selanjutnya bagaimana pemerintah melalui organisasi yang ditunjuk bisa menjaga sirkuit dan harus mempunyai tim dengan manajemen branding kuat dengan level internasional.

Image juga bisa tercipta saat pemerintah atau pengelola bisa melakukan transparansi dan akuntabilitas tentang Mandlika dan disampaikan ke publik.

"Kalau dari perspektif komunikasi, community relations harus berkesinambungan. Pemerintah bisa menyampaikan akuntabilitas keuntungan yang didapat dari ajang MotoGP. Bisa disampaikan untuk siapa dan berapa keuntungan yang diberikan ke pemda," ungkapnya.

Pakar Branding ini juga mengingatkan pemerintah harus tetap memperhatikan dampak lingkungan dan dampak sosial budaya dari dan akan semakin dikenalnya Mandalika.

Warga lokal jangan jadi pekerja saja

Dari sisi negatif, Maulina Pia juga menjelaskan bahwa pembukaan sirkuit Mandalika itu tentu tetap ada efek negatif yang harus diantisipasi.

Ia memberi contoh dengan kemungkinan muncul prostitusi, drug atau obat-obatan, atau minuman keras. "Sebab hal ini mayoritas gaya hidup orang western," sambungnya.

Namun harapannya, warga asli Lombok bisa menjadi tuan rumah atas keberadaan Mandalika yang saat ini sudah dikenal dunia.

Baca juga: Mahasiswa UNY Inovasi Biji Karet Jadi Tempe

"Sampai saat ini saya masih melihat warga Lombok masih menjadi pelayan. Memang harus ada studi lebih lanjut apakah pengusaha lokal dapat efek positif dari adanya Mandalika. Jangan sampai pemodalnya tetap orang luar daerah, warga Lombok hanya jadi pekerjanya," tandas Maulina Pia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com