Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Mahasiswa UGM Gunakan Bahan Ini untuk Diagnosis Kanker Mulut

Kompas.com - 17/09/2021, 18:18 WIB
Dian Ihsan

Penulis

KOMPAS.com - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) memanfaatkan sekam padi dalam mengembangkan genosensor pendeteksi Mi-R21 yang berpotensi untuk diagnosis kanker mulut.

Mereka adalah Tria Oktaria Rahmah (Kedokteran Gigi), Zakarias Sukma (Teknik Kimia), Dhea Umi Amalia (Kimia) dan Yohana Andina (Kedokteran Gigi).

Baca juga: Orangtua, Ini 5 Film Kartun Mendidik buat Anak di TV Indonesia

Keempat mahasiswa muda ini mengembangkan genosensor dari sekam padi melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Kemendikbud Ristek 2021.

Yohana mengatakan, pengembangan genosensor berawal dari keprihatinan akan masih tingginya kasus kanker mulut.

Kanker jenis ini menyebabkan tingkat kematian yang tinggi, karena tidak adanya gejala pada tahap awal.

Penderita baru merasakan sakit setelah kanker menjadi parah dan sulit dikendalikan.

"Untuk itu kami berupaya menciptakan genosensor dari sekam padi yang mampu mendeteksi dari penyakit berbahaya kanker mulut," ujar Yohana melansir laman UGM, Jumat (17/9/2021).

Yohana menyampaikan, Mi-RNA21 memiliki level yang cukup tinggi pada penderita kanker mulut awal.

Karenanya menjadi potensial untuk membedakan orang yang terkena kanker mulut dengan yang tidak meski tanpa gejala.

Dengan deteksi dini diharapkan pengobatan bisa segera dilakukan guna menurunkan risiko kematian.

Baca juga: UPN Jogja Beri Keringanan UKT untuk 2.369 Mahasiswa

Selama ini untuk skrining kanker mulut agak sulit, hanya mengandalkan pemeriksaan visual dari dokter gigi.

"Selain itu, untuk teknologi yang lebih baik memiliki keterbatasan karena alatnya besar, sulit untuk masyarakat terpencil dan juga mahal harganya," tegas dia.

Genosensor yang telah berhasil mendeteksi Mi-R21 terdiri dari glukometer dan glukostrip.

Lalu, dilengkapi Propylamine Mesoporous Silica Nanoparticle berukuran 311 nanometer yang dihasilkan dari sekam padi.

"Dari pengujian yang telah kami lakukan terbukti bisa mendeteksi Mi-RNA 21 dengan bantuan glukometer dan glukostrip secara in vitro," tutur Yohana.

Dhea menambahkan, penelitian yang mereka lakukan masih perlu pengembangan lebih lanjut.

Ke depan, sebut dia, diperlukan penelitian klinis dengan sampel langsung dari pasien penderita kanker mulut.

Baca juga: Kemendikbud Ristek: Kuota Gratis Internet Tak Bisa Akses 39 Situs dan Aplikasi Ini

Selain itu, juga dibutuhkan pengujian dalam skala lebih besar untuk menghasilkan genosensor dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com