Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/09/2021, 17:19 WIB
Mahar Prastiwi,
Dian Ihsan

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Korea Selatan termasuk negara yang sukses mencetak idol hingga terkenal ke seluruh dunia.

Alhasil istilah Hallyu atau Korean Wave (Gelombang Korea) mulai muncul. Hallyu atau Korean Wave adalah istilah yang diberikan untuk tersebarnya budaya pop Korea secara global di berbagai negara di dunia.

Fans di berbagai belahan dunia pun sangat solid dalam mendukung idola mereka. Dosen Faculty of Arts and Design, University of Canberra, Australia, Lee Jee Young menemukan hal menarik terkait fenomena penggemar K-Pop.

Menurutnya, penggemar K-Pop saat ini bukan hanya menjadi konsumen, tetapi juga berkontribusi sebagai pembentuk budaya partisipatif di ranah digital.

Baca juga: Program Magister Manajemen Risiko Undip Satu-satunya di Indonesia

Penggemar K-Pop pegang nilai progresif

Hal tersebut disampaikan Jee saat memberikan kuliah virtual "K-Pop and Social Media" yang digelar Program Studi Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Unpad) bekerja sama dengan University of Canberra.

Jee yang fokus meneliti dengan digital media and society mengungkapkan, penggemar K-Pop memegang nilai-nilai progresif dan berhasil membuat aktivisme daring dengan kreatif.

Menurut dia, dengan mengatasnamakan idolanya, para penggemar K-Pop terlibat aktif dalam aktivisme sosial dan politik di ranah digital.

Seperti isu hak asasi manusia (HAM), kampanye sosial dan lingkungan, hingga pendidikan.

Baca juga: Rumah Sakit Awal Bros Buka Lowongan Kerja bagi Lulusan D3, Yuk Daftar

Ia mencontohkan keberhasilan Army BTS sebagai fandom paling kuat di dunia yang mengumpulkan dana 1 juta dollar AS dalam kampanye #MatchAMillion untuk gerakan Black Lives Matter hanya dalam waktu 25 jam saja.

"Penggemar BTS di Indonesia juga telah membuat gerakan positif dalam media sosial seperti penggalangan dana untuk korban bencana," ungkap Lee seperti dikutip dari laman Unpad, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Mahasiswa, Intip 10 Pekerjaan dengan Gaji Tertinggi di Indonesia

Berikan wawasan tambahan tentang budaya K-Pop

Ketua Program Studi Humas Fikom Unpad, Centurion Chandratama Priyatna berharap tema yang diangkat pada kuliah umum ini dapat memberikan wawasan baru bagi mahasiswa dan dosen mengenai budaya K-Pop dalam perspektif humas.

"Kuliah umum K-Pop and Social Media membuka wawasan baru, bukan saja untuk para mahasiswa tapi juga dosen akan pentingnya mengenal budaya K-Pop dalam perspektif PR," ungkap Centurion.

Menurut Centurion, Dr. Jee Lee juga sangat baik dalam mengelaborasi K-Pop bukan saja sebagai sebuah fenomena tapi juga pandangan dari sisi akademis.

Kuliah umum ini juga merupakan tahap awal kerjasama antara Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad dengan University of Canberra, Australia.

Baca juga: Siswa, Kenali Sejarah dan Keunikan Tari Saman Asal Aceh

Centurion menambahkan, kuliah umum ini adalah tahap awal dalam kerja sama antara Prodi Humas dengan University of Canberra.

"Semoga kerja sama-kerja sama lain seperti penjajagan double degree atau student exchange bisa dilaksanakan di masa yang akan datang," pungkas Centurion.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com