Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hamil saat Pandemi Covid-19, Berikut Tips Sehat Pakar UGM

Kompas.com - 10/07/2021, 16:00 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengajar Departemen Obstetri dan Ginekologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Irwan Taufiqur Rachman menyebut merencanakan kehamilan di masa pandemi bukanlah hal yang direkomendasikan. Menurutnya, kehamilan sebaiknya direncanakan dengan baik di tengah pandemi yang masih berlangsung.

“Sebaiknya sebelum kehamilan calon ibu sudah melakukan vaksinasi Covid-19 secara lengkap, dan mengonsumsi asam folat minimal 1 tablet per hari selama dua bulan,” jelasnya, dilansir dari laman UGM. 

Kondisi kehamilan memang tidak meningkatkan risiko tertular infeksi Covid-19, namun kondisi kesehatan ibu hamil bisa lebih buruk ketimbang orang yang tidak hamil bila terinfeksi Covid-19.

Baca juga: Peneliti IPB: Jahe, Kunyit, dan Temulawak Bisa Obati 30 Jenis Penyakit

Risiko ini lebih besar pada wanita hamil yang memiliki komorbid seperti hipertensi, diabetes melitus, obesitas, atau penyakit paru kronik. Untuk itu, calon ibu yang memiliki komorbid disarankan berkonsultasi terlebih dahulu ke dokter untuk mengoptimalkan kondisi sebelum kehamilan.

Bagi ibu hamil, penting untuk memiliki istirahat yang cukup selain tetap menjaga protokol kesehatan pada umumnya, dan mengonsumsi vitamin untuk kehamilan secara bijaksana sesuai anjuran dokter.

Konsumsi vitamin atau micronutrient dalam dosis tertentu sangat bermanfaat bagi kerja sistem imun tubuh, namun jika dikonsumsi secara berlebihan dapat membahayakan kehamilan.

“Saat ini tidak hanya vitamin yang dikonsumsi secara berlebihan, namun obat imunomodulator juga ada kecenderungan dikonsumsi secara berlebihan. Sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada dokter,” ungkapnya.

Ia menambahkan, ibu hamil berisiko tinggi perlu segera berkonsultasi kepada dokter spesialis kandungan untuk mendapatkan rekomendasi vaksinasi yang dapat dilakukan pada umur kehamilan 13 hingga 33 minggu, begitu juga untuk ibu yang sedang laktasi.

Baca juga: Peneliti IPB Temukan Minuman Penurun Gula Darah Berbasis Rempah

Pada gelombang Covid-19 kedua yang terjadi saat ini, Irwan mengaku lebih banyak menemukan kasus ibu hamil terinfeksi Covid-19 yang memerlukan terapi suplemen oksigen dari derajat sedang hingga berat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

“Terutama ibu hamil yang memasuki trimester kedua sampai awal trimester ketiga, kemungkinan memerlukan terapi oksigen lebih tinggi dibandingkan pada wanita yang tidak hamil,” imbuhnya.

Ia mengingatkan agar ibu hamil waspada terhadap gejala infeksi Covid-19 seperti demam, batuk, anosmia, nyeri telan, kesulitan bernafas, atau gejala lainnya.

“Bila ada gejala yang mengarah ke Covid-19, segera ke dokter untuk memastikan status Covid-19,” ucapnya.

Ibu hamil tanpa komorbid, biasanya akan merasakan gejala ringan ketika terinfeksi Covid-19 dan dapat melakukan isolasi mandiri di rumah selama minimal 10 hari atau 10 hari ditambah 3 hari bebas gejala.

Baca juga: Dosen IAIN Jember Raih Gelar Doktor Saat Hamil di Usia 27 Tahun

Obat yang dikonsumsi cukup obat yang bersifat simptomatis dan multivitamin yang diperlukan.

Sementara itu, untuk ibu hamil dengan gejala sedang sampai berat sebaiknya dilakukan observasi di rumah sakit yang memiliki ruang isolasi dengan tenaga dokter yang mampu merawat ibu dan bayi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com