Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yuk Tengok Program Adiwiyata SMAN 1 Godean DIY di Tengah Pandemi

Kompas.com - 24/06/2021, 17:49 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Di tengah pandemi Covid-19, SMAN 1 Godean Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tetap menjalankan program Sekolah Adiwiyata.

Bahkan sekolah ini juga bertekad ingin menjadi sekolah adiwiyata tingkat nasional. Selain itu, ada tujuan lain yang ingin dicapai sekolah.

Apa itu? Ternyata, tujuan lain yang tak kalah penting ialah menjadikan adiwiyata ini sebagai wadah pendidikan karakter siswa.

Baca juga: SMAN 1 Pakem DIY Bertekad Terapkan SKS, Yuk Intip Berbagai Inovasinya

Saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/6/2021), Kepala SMAN 1 Godean Sleman DIY, Dra. Anies Rachmania Sri Secondaria, M.Pd., menjelaskan bahwa siswanya dididik untuk peduli terhadap lingkungan.

"Sekolah Adiwiyata ini adalah program yang dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi," terang Anies.

Jadi peka dan peduli lingkungan

Tentu untuk mendidik sekaligus membiasakan semua warga sekolah khususnya peserta didik agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

"Hasil akhirnya ialah mindset seluruh warga sekolah berubah menjadi lebih peduli pada lingkungan," imbuhnya.

Karenanya, dia berusaha semaksimal mungkin dalam masa pandemi Covid-19 ini program sekolah Adiwiyata tetap berjalan.

Salah satunya mengenai pengelolaan sampah. Pihaknya masih mengajak siswa untuk terbiasa memilah sampah menjadi tiga bagian, yakni sampah plastik, kertas, dan daun.

Dikatakan, dimasa pandemi ini masih ada beberapa siswanya yang datang ke sekolah untuk melakukan kegiatan, tentu dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Siswa yang berada di sekolah dan membawa makanan, maka sampahnya tetap diminta harus dipilah dengan benar. Sebab, sampah-sampah itu akan dikumpulkan di bank sampah dan ditimbang secara terpilah untuk sampah plastik dan kertas.

Baca juga: Ikut PPDB SMA DIY 2021? Hari Ini Terakhir Aktivasi Akun

"Di akhir semester data jumlah sampah tiap kelas di evaluasi. Bagi kelas yang menghasilkan sampah plastiknya paling sedikit atau ringan maka akan mendapat penghargaan," katanya.

Sedangkan sampah-sampah daun yang berada di lingkungan sekolah dan telah dikumpulkan, maka kemudian dicacah dan diolah menjadi pupuk kompos atau media tanam.

Kompos itu kemudian digunakan sebagai media tanam di pot-pot tanaman dan di green house. Di tempat itu pula siswa diajarkan membudidayakan tanaman. Tanaman yang sudah tumbuh besar akan dipindah ke lahan di lingkungan sekolah.

"Kami punya target ditiap tahunnya ada penambahan pohon yang ditanam. Tahun 2021 kita sudah mendapat bantuan 50 pohon jambu dari Dinas Pertanian sebagai tambahan tanaman perindang selain tanaman yang kami budidayakan di green house. Ini sebagai bagian dari program sekolah adiwiyata," terang Anies.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com