Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IDAI Belum Rekomendasikan Sekolah Tatap Muka Juli 2021

Kompas.com - 30/04/2021, 16:45 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Ayunda Pininta Kasih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum merekomendasikan sekolah tatap muka yang rencananya akan mulai dibuka secara terbatas pada Juli 2021.

Alasan dari IDAI, karena kasus penularan Covid 19 masih belum terkendali. Ketua Umum IDAI Aman B Pulungan, dilansir dari laman resmi idai.or id

Salah satu alasan sekolah tatap muka belum direkomendasikan adalah karena tingkat positivity rate covid-19 di Indonesia masih di atas 5 persen.

"Persyaratan untuk dibukanya kembali sekolah antara lain terkendalinya transmisi lokal yang ditandai dengan positivity rate kurang lebih 5 persen dan menurunnya tingkat kematian," kata Aman.

Baca juga: Uji Coba Sekolah Tatap Muka Jakarta Dimulai, Keputusan di Orangtua

Hanya saja jika sekolah tatap muka tetap dimulai, maka pihak sekolah harus menyiapkan metode pembelajaran secara luring (luar jaringan atau offline) dan daring (dalam jaringan atau online).

Kemudian memberi kebebasan kepada orang tua untuk memilih anaknya diizinkan untuk belajar di sekolah atau di rumah.

Aman mengatakan anak yang belajar secara luring maupun daring pun harus memiliki hal dan perlakuan yang sama dalam kegiatan belajar dan mengajar.

"Mengingat prediksi jangka waktu pandemi covid-19 yang masih belum dapat ditentukan, maka guru dan sekolah hendaknya mencari inovasi baru dalam proses belajar mengajar. Salah satunya, memanfaatkan belajar di ruang terbuka, seperti taman, lapangan, sekolah di alam terbuka," jelasnya.

Baca juga: Survei: 80,4 Persen Kepala Sekolah-Komite Sepakat Sekolah Tatap Muka

Selain itu, IDAI juga menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan jika ingin sekolah tatap muka kembali dilaksanakan. Berikut poin panduan bagi orangtua, sekolah, evaluator dan pihak penyelenggara:

Panduan sekolah tatap muka untuk pihak penyelenggara, orang tua, dan evaluator

1. Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orang tua atau pengasuh harus sudah divaksin.

2. Buat kelompok belajar kecil. Kelompok ini yang berinteraksi secara terbatas di sekolah. Tujuannya jika ada kasus konfirmasi positif, contact tracing dapat dilakukan secara efisien.

3. Jam masuk dan pulang sekolah harus bertahap untuk menghindari penumpukan siswa.

4. Penjagaan gerbang dan pengawasan diperlukan untuk mencegah kerumunan di gerbang sekolah.

5. Jika menggunakan kendaraan antar jemput, pastikan semua memakai masker dan menjaga jarak serta membuka jendela mobil.

Baca juga: Lowongan Kerja Bank BCA 2021 untuk Lulusan S1-S2 Fresh Graduate

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com