Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akademisi UI: Glaukoma, Penyebab dan Cara Mengobatinya

Kompas.com - 16/04/2021, 13:22 WIB
Albertus Adit

Penulis

KOMPAS.com - Pola hidup seseorang akan berpengaruh pada kesehatannya. Tidak dijaga dengan baik, maka orang akan mudah terkena penyakit.

Seperti halnya penyakit yang satu ini. Jika dibiarkan terus menerus, maka bisa menyebabkan hal yang fatal. Yakni penyakit glaukoma.

Apa itu glaukoma? Melansir laman Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dosen UI memberikan penjelasannya.

Baca juga: Duduk Terlalu Lama Jadi Penyakit Baru, Dosen UGM Beri Kiat-kiatnya

Glaukoma adalah penyakit mata yang menyerang saraf penglihatan sehingga dapat menyebabkan kebutaan secara permanen.

Glaukoma sering disebut sebagai "si pencuri penglihatan" karena umumnya Glaukoma tidak memiliki gejala sehingga seringkali pasien Glaukoma tidak menyadari bahwa dia menderita Glaukoma.

Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Mata FKUI-RSCM, dr. Astrianda N. Suryono, SpM(K) mengatakan, kebutaan pada Glaukoma terjadi secara perlahan mulai dari lapang pandang sisi luar hingga ke tengah sampai akhirnya penglihatan menghilang.

"Glaukoma tidak terdeteksi karena kerusakannya terjadi dari penglihatan lapang pandang yang di pinggir (perifer) dan berjalan perlahan-lahan semakin ke tengah hingga akhirnya hilang," terangnya.

Jika sudah sangat lanjut maka akan seperti mengintip dari lubang kunci dan akhirnya bisa sama sekali hilang penglihatannya.

Faktor penyebab

Lantas apa penyebabnya? Faktor risiko utama penyebab Glaukoma adalah:

  • Karena tekanan bola mata yang tinggi.
  • Faktor lainnya adalah berusia lebih dari 40 tahun.
  • Memiliki anggota keluarga yang menderita Glaukoma.
  • Memakai kacamata minus atau plus yang tebal.
  • Terdapat riwayat cedera mata.
  • Kencing manis.
  • Darah tinggi.
  • Pemakaian obat anti radang steroid dalam jangka panjang.

Baca juga: Sakit Gigi? Ini 3 Tips Obati Sendiri dari Dosen FKG Unpad

Dijelaskan, berdasarkan waktu penyakitnya maka Glaukoma ada yang tipe kronis dan akut.

1. Kronis terjadi secara perlahan tanpa rasa sakit dan tanpa gejala mata merah.

2. Akut terjadi secara mendadak, disertai nyeri, disertai buram penglihatan dan mata merah.

Kalau ditinjau dari segi kelainan anatomisnya ada yang disebut dengan Glaukoma sudut terbuka dan Glaukoma sudut tertutup.

Untuk sudut terbuka umumnya dapat terjadi kronis dan seringkali tanpa gejala, biasanya tekanan bola mata tidak terlalu ekstrim tinggi.

Kalau yang sudut tertutup tekanan bola mata akan sangat tinggi sehingga menyebabkan rasa sakit atau tidak nyaman.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com