Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuliah Undip Ramah Penyandang Disabilitas

Kompas.com - 18/12/2020, 20:39 WIB
Dian Ihsan,
Yohanes Enggar Harususilo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai universitas riset dan terbaik di Jawa Tengah dan di Indonesia, Universitas Diponegoro (Undip) terus meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan prima untuk masyarakat, khususnya bagi mahasiswa yang ingin kuliah.

Wakil Rektor Riset dan Inovasi Undip, Ambariyanto mengatakan, setiap orang memiliki hak sama untuk mendapatkan pelayanan, termasuk juga penyandang disabilitas yang ada di lingkungan Undip.

Baca juga: Undip Kembangkan Rumah Tahan Gempa

Untuk itu, kata dia, Undip terus membenahi fasilitas dan infrastruktur pelayanan, termasuk penyandang disabilitas dengan membangun fasilitas berupa jalan khusus difabel atau disabilitas.

"Juga toilet khusus untuk penyandang disabilitas," ungkap Ambar melansir laman Undip, Jumat (18/12/2020).

Dia mengaku, upaya Undip untuk melengkapi fasilitas termasuk untuk disabilitas adalah untuk meningkatkan pelayanan dan mengurangi kesenjangan. Maka dari itu, pelayanan publik yang prima mendukung citra Undip sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia.

Dia menegaskan, peningkatan fasilitas dan infrasktuktur, khususnya untuk penyandang disabilitas turut mendukung program pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).

"Yakni pada poin membangun infrastuktur yang tangguh, mendukung industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan dan membantu perkembangan inovasi," jelas dia.

Dia menyebutkan, pembangunan dan ketersediaan fasilitas berupa jalur, jalan serta toilet khusus penyandang disabilitas, bukan hanya di kantor pusat atau gedung Rektorat Undip.

Fasilitas untuk penyandang disabilitas dibangun di semua unit, baik di tiap fakultas, Sekolah Pascasarjana, Sekolah Vokasi, dan kampus PSDKU Undip.

Sejarah perjalanan Undip

Sebelum bernama Undip, universitas ini bernama Universitas Semarang yang secara resmi dibuka pada tanggal 9 Januari 1957, dengan Presiden Universitas yang pertama adalah Imam Bardjo.

Pada Dies Natalis ketiga Universitas Semarang pada tanggal 9 Januari 1960, Presiden Republik Indonesia, Ir. Soekarno mengganti nama Universitas Semarang menjadi Undip.

Perubahan nama ini merupakan penghargaan terhadap Universitas Semarang atas prestasinya dalam pembinaan bidang pendidikan tinggi di Jawa Tengah.

Keputusan Presiden ini kemudian dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No 7 Tahun 1961 dan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No 101247/UU tanggal 3 Desember 1960.

Keputusan tersebut berlaku surut mulai tanggal 15 Oktober 1957 dengan ketentuan tanggal tersebut ditetapkan sebagai Dies Natalis Undip mengingat pada tanggal tersebut terjadi “pertempuran lima hari” revolusi fisik di kota Semarang.

Undip memilih tanggal ini untuk meneruskan cita-cita pejuang kemerdekaan bangsa dalam mengisi kemerdekaan dengan mencerdaskan bangsa. Undip adalah bentuk sumbangsih para penerus bangsa atas amanah yang ditinggalkan para pejuang kemerdekaan.

Tahun 1957 ditetapkan sebagai tahun berdirinya Undip, dengan memperhatikan realitas sejarah bahwa Universitas Semarang sebagai universitas swasta yang berdiri tahun 1957 merupakan embrio Undip.

Penetapan Dies Natalis Undip tanggal 15 Oktober 1957 telah dinyatakan dalam laporan Rektor pada Dies Natalis Undip yang ke 13.

Baca juga: Dekan Undip: Pandemi, Awas Potensi Gangguan Psikologis

Perjalanan panjang Undip telah mengantarkan status universitas ini berubah, dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN), kemudian ke Badan Layanan Umum (BLU). Setelah itu, perguruan tinggi ini sukses mengubah statusnya menjadi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com