Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/01/2023, 19:45 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) kembali menjadi sasaran hoaks.

Organisasi internasional itu diklaim telah menyarankan untuk membatalkan sejumlah tradisi Natal.

Beberapa tradisi antara lain penggunaan pohon Natal, memberi hadiah, hingga saran untuk makan serangga sebagai pengganti kalkun.

Narasi itu disebar melalui sebuah video berdurasi 6 menit 24 detik di akun Facebook ini, ini, akun Twitter ini, serta akun YouTube ini.

"Forum Ekonomi Dunia baru-baru ini meluncurkan inisiatif baru yang kontroversial yang akan membuat orang Kristen mengangkat senjata orang. Forum Ekonomi Dunia kini menyerukan agar tradisi liburan Natal dibatalkan di tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari upaya menyelamatkan lingkungan," tulis salah satu akun Facebook pada Senin (26/12/2022).

Larangan berkumpul saat Natal

Dilansir dari Australian Associated Press, Rabu (4/1/2023), pembawa acara dalam video itu diketahui bernama Sean Adl-Tabatabai, salah satu orang yang tercatat dalam direktori situs misinformasi FactCheck.org.

"WEF telah memerintahkan media arus utama untuk mulai mendorong narasi anti-Natal dan ingin memperkenalkan kebijakan internasional yang mengharuskan pemerintah menghapuskan tradisi Natal di negara mereka secara bertahap. mendukung perayaan netral karbon," kata Sean, dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Dia menarasikan bahwa larangan berkerumun saat Natal di masa pandemi Covid-19, merupakan salah satu agenda WEF dalam menyelamatkan lingkungan hidup.

Video itu menyertakan pemberitaan CNN Desember 2020, menampilkan sosok Leana Wen, profesor kebijakan dan manajemen kesehatan.

Dia menyarankan untuk membatalkan liburan Natal karena danya peningkatan kasus Covid-19 pasca-Thanksgiving.

“Siapa pun yang belum membatalkan rencana mereka untuk Natal dan Tahun Baru harus membatalkan rencana perjalanan mereka dan benar-benar tidak berkumpul di dalam ruangan dengan siapa pun yang bukan keluarga dekat mereka,” kata dia.

Pemberitaan soal kewaspadaan Covid-19 dipahami dalam konteks keliru, karena mengaitkannya dengan agenda WEF. Adapun pernyataan Wen itu dikeluarkan sebelum adanya vaksinasi Covid-19.

Sean menyebut bahwa media-media, termasuk CNN, berada dalam agenda WEF untuk menganulir tradisi Natal.

Padahal sebaliknya, pemberitaan seputar tradisi Natal masih terus diterbitkan oleh CNN, bahkan pada Desember 2022.

CNN menulis soal pesta tradisional Natal, pasar, tempat liburan, hingga ide hadiah Natal di sini, di sini, dan di sini.

HOAKS ATAU FAKTA?

Jika Anda mengetahui ada berita viral yang hoaks atau fakta, silakan klik tombol laporkan hoaks di bawah ini

closeLaporkan Hoaks checkCek Fakta Lain
Berkat konsistensinya, Kompas.com menjadi salah satu dari 49 Lembaga di seluruh dunia yang mendapatkan sertifikasi dari jaringan internasional penguji fakta (IFCN - International Fact-Checking Network). Jika pembaca menemukan Kompas.com melanggar Kode Prinsip IFCN, pembaca dapat menginformasikannya kepada IFCN melalui tombol di bawah ini.
Laporkan
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

[VIDEO] Manipulasi Video Iwan Fals Nyanyikan Lagu Kritik Dinasti Jokowi

Hoaks atau Fakta
Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Tenzing Norgay, Sherpa Pertama yang Mencapai Puncak Everest

Sejarah dan Fakta
[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

[KLARIFIKASI] Pep Guardiola Enggan Bersalaman dengan Alan Smith, Bukan Perwakilan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Seniman Suriah Bikin 'Patung Liberty' dari Reruntuhan Rumahnya

[HOAKS] Seniman Suriah Bikin "Patung Liberty" dari Reruntuhan Rumahnya

Hoaks atau Fakta
Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Video Ini Bukan Manipulasi Pemakaman Korban Serangan Israel di Gaza

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

[KLARIFIKASI] ICC Belum Terbitkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Video Prabowo Promosikan Produk Seprai

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

INFOGRAFIK: Benarkah Oposisi Tak Lagi Dibutuhkan? Cek Faktanya!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

INFOGRAFIK: Bantahan TNI atas Kabar Pengusiran Pasien RSUD Madi di Papua

Hoaks atau Fakta
Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Fakta Serangan Israel ke Rafah, Kamp Pengungsi Jadi Sasaran

Data dan Fakta
Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Video Ini Bukan Cuplikan Rekayasa Korban Serangan Israel di Rafah

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

[HOAKS] Dennis Lim Promosikan Situs Judi

Hoaks atau Fakta
Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Amnesty International Catat 114 Vonis Hukuman Mati di Indonesia pada 2023

Data dan Fakta
[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

[HOAKS] Imbauan Mewaspadai Aksi Balas Dendam Komplotan Begal di Sumut

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

[KLARIFIKASI] Penertiban NIK di Jakarta Dilakukan Bertahap

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com