Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

CEK FAKTA: WEF Tidak Melarang Tradisi Natal

KOMPAS.com - Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) kembali menjadi sasaran hoaks.

Organisasi internasional itu diklaim telah menyarankan untuk membatalkan sejumlah tradisi Natal.

Beberapa tradisi antara lain penggunaan pohon Natal, memberi hadiah, hingga saran untuk makan serangga sebagai pengganti kalkun.

Narasi itu disebar melalui sebuah video berdurasi 6 menit 24 detik di akun Facebook ini, ini, akun Twitter ini, serta akun YouTube ini.

"Forum Ekonomi Dunia baru-baru ini meluncurkan inisiatif baru yang kontroversial yang akan membuat orang Kristen mengangkat senjata orang. Forum Ekonomi Dunia kini menyerukan agar tradisi liburan Natal dibatalkan di tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari upaya menyelamatkan lingkungan," tulis salah satu akun Facebook pada Senin (26/12/2022).

Larangan berkumpul saat Natal

Dilansir dari Australian Associated Press, Rabu (4/1/2023), pembawa acara dalam video itu diketahui bernama Sean Adl-Tabatabai, salah satu orang yang tercatat dalam direktori situs misinformasi FactCheck.org.

"WEF telah memerintahkan media arus utama untuk mulai mendorong narasi anti-Natal dan ingin memperkenalkan kebijakan internasional yang mengharuskan pemerintah menghapuskan tradisi Natal di negara mereka secara bertahap. mendukung perayaan netral karbon," kata Sean, dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Dia menarasikan bahwa larangan berkerumun saat Natal di masa pandemi Covid-19, merupakan salah satu agenda WEF dalam menyelamatkan lingkungan hidup.

Video itu menyertakan pemberitaan CNN Desember 2020, menampilkan sosok Leana Wen, profesor kebijakan dan manajemen kesehatan.

Dia menyarankan untuk membatalkan liburan Natal karena danya peningkatan kasus Covid-19 pasca-Thanksgiving.

“Siapa pun yang belum membatalkan rencana mereka untuk Natal dan Tahun Baru harus membatalkan rencana perjalanan mereka dan benar-benar tidak berkumpul di dalam ruangan dengan siapa pun yang bukan keluarga dekat mereka,” kata dia.

Pemberitaan soal kewaspadaan Covid-19 dipahami dalam konteks keliru, karena mengaitkannya dengan agenda WEF. Adapun pernyataan Wen itu dikeluarkan sebelum adanya vaksinasi Covid-19.

Sean menyebut bahwa media-media, termasuk CNN, berada dalam agenda WEF untuk menganulir tradisi Natal.

Padahal sebaliknya, pemberitaan seputar tradisi Natal masih terus diterbitkan oleh CNN, bahkan pada Desember 2022.

CNN menulis soal pesta tradisional Natal, pasar, tempat liburan, hingga ide hadiah Natal di sini, di sini, dan di sini.

Akun tersebut juga menyertakan video pemberitaan Fox News yang diambil dari NBC News menampilkan pemimpin demokrat, Katherine Clark.

Video aslinya yang diunggah kanal YouTube NBC News 5 Desember 2022, Clark bicara tentang perubahan yang diharapkan dalam partai di bawah kepemimpinan baru.

Dia menyebut soal kekhawatiran generasi muda soal perubahan iklim dan kekerasan. Dia sama sekali tidak bicara soal Natal.

Artikel WEF soal Natal

Terkait perayaan Natal, WEF memang pernah menerbitkan sejumlah artikel dan konten dengan topik spesifik.

Salah satunya konten soal "4 Tips Membuat Pohon Natal Anda Benar-Benar Hijau" yang terbit pada 8 Desember 2020.

WEF menyarankan agar menggunakan pohon asli ketimbang pohon Natal yang terbuat dari plastik.

Pohon dapat dibeli dari pemasok lokal, badan amal, menyewa pohon yang dapat ditanam kembali, hingga cara untuk membuang pohon dengan aman setelah digunakan.

Kendati demikian, WEF sama sekali tidak melarang tradisi pohon Natal.

WEF juga menerbitkan artikel tentang "10 Ide Hadiah Berkelanjutan untuk Masa Liburan" pada 13 Desember 2022.

Tidak ditemukan pernyataan atau kalimat di mana WEF soal larangan pemberian hadiah Natal.

WEF tidak menyarankan makan serangga

Selain hadiah, klaim lainnya juga menyangkut makanan yang dikonsumsi saat perayaan Natal.

"The Guardian, corong globalis lain yang berada di bawah kendali WEF, telah memberi tahu para pembacanya bahwa memberi hadiah dan menikmati makanan tradisional Natal adalah hal yang vulgar dan harus dihentikan. Pernyataan tersebut disertai dengan tangkapan layar tajuk Guardian yang berbunyi: Memimpikan Natal yang hijau? Inilah cara mewujudkannya," ujar Sean dalam video.

Sean juga menyebut bahwa media Inggris itu menyarankan memakan serangga dan jangkrik saat Natal, daripada memakan daging palsu buatan Bill Gates.

Dia menyertakan tangkapan layar artikel The Guardian yang terbit pada 16 Desember 2019.

Artikel itu menceritakan warga Inggris yang berpaling dari konsumerisme Natal, di mana Inggris dapat menghasilkan 30 persen lebih banyak sampah saat Natal dibandingkan hari biasanya.

Artikel itu menyarankan berbagai barang kebutuhan Natal yang lebih ramah lingkungan. Kendati demikian, tidak ada bagian yang menyebut mengenai saran memakan serangga atau melarang memberi hadiah.

Terkait artikel menu serangga saat Natal yang terbit pada 19 Desember 2016, memang membandingkan tentang potensi kerusakan lingkungan dari daging merah. Namun artikel itu sama sekali tidak menyebut soal Bill Gates.

Kesimpulan

Video yang beredar di media sosial merupakan konten manipulasi. Video itu berisi diinformasi yang memadukan artikel dan pernyataan asli, tetapi dengan narasi yang sama sekali keliru.

WEF tidak menyarankan untuk membatalkan tradisi Natal dengan alasan kelestarian lingkungan hidup.

https://www.kompas.com/cekfakta/read/2023/01/06/194500182/cek-fakta--wef-tidak-melarang-tradisi-natal

Terkini Lainnya

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

[HOAKS] Raja Denmark Frederik X Kibarkan Bendera Palestina

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

[HOAKS] Pembegalan di Kecamatan Cicalengka Bandung pada 7 Mei

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

[HOAKS] Serangan Serentak 5 Negara ke Israel

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

[VIDEO] Konteks Keliru soal Pertemuan Jokowi dan Megawati pada 2016

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Manipulasi Foto Ikan Raksasa Bernama Hoggie, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Prabowo Bantah Janjinya di Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

[HOAKS] Indonesia Dilanda Gelombang Panas 40-50 Derajat Celcius

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

[KLARIFIKASI] Bea Cukai Bantah Pengiriman Peti Jenazah Dipungut Bea Masuk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

[HOAKS] Sandra Dewi Pura-pura Gila Saat Ditangkap Polisi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Mantan Menkes Siti Fadilah Supari Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

[HOAKS] Video Kehadiran Pasukan Rusia di Gaza

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

[VIDEO] Cek Fakta Pernyataan Sekjen PDI-P, Kecurangan Pilpres Bisa Terulang di Pilkada?

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Tentara China ke Indonesia | Pertalite Tidak Tersedia di SPBU

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

INFOGRAFIK: Hoaks Prabowo Beri Bantuan Melalui Nomor WhatsApp, Awas Penipuan

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

INFOGRAFIK: Cek Fakta, Benarkah Perubahan Iklim Tingkatkan Penularan DBD?

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke