Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak yang Bisa Terjadi jika Centang Biru Twitter Berbayar...

Kompas.com - 04/11/2022, 20:02 WIB
Rosy Dewi Arianti Saptoyo,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rencana Elon Musk untuk menagih pengguna Twitter yang memiliki centang biru memicu kekhawatiran dan perbincangan publik.

Centang biru di Twitter merupakan tanda verifikasi bahwa akun tersebut dimiliki oleh orang atau institusi asli, serta memastikan akun itu bukan tiruan.

Belum ada kejelasan mengenai sejauh mana syarat dan ketentuan akun bercentang biru akan berubah.

Menanggapi rencana yang digembar-gemborkan pemilik baru Twitter tersebut, ada kekhawatiran soal kebebasan bicara hingga misinformasi yang hingga kini masih menjadi tantangan.

Kira-kira apa saja yang mungkin terjadi jika centang biru Twitter berbayar?

Risiko misinformasi dan akun tiruan

Awalnya, centang biru di Twitter dibuat untuk menghindari kerugian atas orang yang identitasnya dicuri untuk membuat sebuah akun.

Orang yang dinilai paling berisiko yakni pejabat resmi pemerintah, kandidat politik, organisasi dan staf berita, merek, selebriti, aktivis, pakar, dan pembuat konten. Twitter memberikan centang biru pada kategori tersebut.

Baca juga: Sejarah Centang Biru Twitter yang Bakal Jadi Fitur Berbayar

Dilansir dari Washington Post, Selasa (1/11/2022), Twitter pada dasarnya akan melakukan kebalikan dari konsep awal pembuatan fitur centang biru.

Gambaran kasarnya, jika akun asli yang telah terverifikasi tidak mampu membayar biaya bulanan sebesar 8 dollar AS (sekitar Rp 125.000), dia akan kehilangan centang birunya.

Pertanyaan berikutnya, jika pemilik akun kehilangan centang birunya, bagaimana pengguna dapat mengidentifikasi akun Twitter dengan identitas asli atau pemilik sebenarnya?

Lantas, apakah akan mudah bagi orang yang memiliki uang 8 dollar AS untuk membuat akun dengan identitas orang lain?

Meski belum jelas bagaimana centang biru berbayar akan mengubah Twitter, tetapi perubahan kebijakan ini berisiko mengakibatkan peningkatan misinformasi hingga peniruan.

Baca juga: Awal Mula Kebijakan Verifikasi dan Tanda Centang Biru Twitter

Eksodus pengguna

The Guardian, Selasa (1/11/2022) melaporkan sejumlah eksodus petinggi Twitter setelah pengambilalihan Elon Musk.

Beberapa di antaranya, yakni direktur tunggal perusahaan atau CEO Parag Agrawal, kepala kantor pelanggan dan iklan Sarah Personette, kepala people and diversity Dalana Brand, manajer umum untuk teknologi inti Nick Caldwell, kepala marketing Leslie Berland, kepala produk Twitter Jay Sullivan, hingga wakil presiden penjualan globalnya, Jean-Philippe Maheu.

Rencana Twitter bercentang biru berbayar tidak hanya berimbas pada eksodus karyawan, tetapi juga berisiko pada eksodus para penggunanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

INFOGRAFIK: Konteks Keliru, Jokowi Dinarasikan Mengancam Rakyat

Hoaks atau Fakta
Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Benarkah Israel Dukung Gencatan Senjata di Gaza?

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

[HOAKS] The Simpsons Prediksi Pelepasan Nyamuk Wolbachia di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

[KLARIFIKASI] Narasi Keliru soal Normalisasi Hubungan Indonesia dan Israel

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

[KLARIFIKASI] Konsentrasi SO2 di Pulau Jawa Tidak Membahayakan

Hoaks atau Fakta
Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Beragam Hoaks Seputar Konflik Iran-Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com