Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun Centang Biru Berbayar Dinilai Bersihkan Twitter dari Bot

Kompas.com - 05/11/2022, 08:01 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setelah diakuisisi oleh Elon Musk, Twitter berencana menerapkan biaya langganan 8 dollar AS per bulan untuk akun terverifikasi bertanda centang biru.

Sebelumnya, tanda centang biru diberikan tanpa biaya berlangganan kepada sejumlah akun yang dianggap layak dan telah melalui proses autentikasi.

Akun-akun ini umumnya dimiliki oleh figur publik yang memiliki keterkaitan dengan kepentingan umum seperti politisi, selebritas, lembaga pemerintah, dan organisasi.

Dikutip dari Aljazeera, kebijakan baru ini akan diterapkan lebih dahulu di Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Selandia Baru.

Pengguna dengan akun terverifikasi akan diberikan waktu untuk memutuskan berlangganan. Jika tidak, maka akun tersebut akan kehilangan tanda centang biru.

Kebijakan akun terverifikasi berbayar ini diumumkan Elon Musk tak lama setelah pebisnis itu mengambil alih Twitter pada akhir Oktober lalu.

Pendiri lembaga riset media sosial Drone Emprit, Ismail Fahmi mengatakan, keputusan Elon Musk itu merupakan eksperimen untuk mengatasi permasalahan yang membelit Twitter.

Menurut Fahmi, Elon Musk berupaya untuk mengalihkan Twitter dari model bisnis yang membuat platform tersebut sangat bergantung pada iklan.

Model bisnis seperti itu membuat algoritma Twitter lebih mementingkan hal-hal kontroversial dan emosional, karena menimbulkan interaksi atau engagement yang tinggi.

"Dan ternyata itu men-drive apa? Ya hal-hal yang sifatnya disinformasi jadi banyak, karena itu men-drive engagement jadi tinggi," kata Fahmi kepada Kompas.com, Jumat (4/11/2022).

Fahmi menilai, melalui kebijakan ini Elon Musk mencoba membangun ruang digital yang terbuka dan seimbang bagi semua pihak serta bersih dari akun bot.

Membersihkan Twitter dari bot

Bot atau akun yang diprogram otomatis untuk tujuan tertentu, telah dicurigai sebagai penyebab maraknya penyebaran disinformasi di Twitter.

Pada Mei 2020, hasil studi tim peneliti Carnegie Mellon University menunjukkan, hampir separuh akun Twitter yang menyebarkan konten terkait pandemi Covid-19 kemungkinan adalah bot.

Para peneliti menyaring lebih dari 200 juta twit yang membahas virus corona sejak Januari 2020 dan menemukan bahwa sekitar 45 persen dikirim oleh akun yang berperilaku seperti robot terkomputerisasi daripada manusia.

Sebelum menyelesaikan pengambilalihan Twitter, Elon Musk sendiri sempat melontarkan klaim bahwa 20 persen dari seluruh akun Twitter merupakan akun palsu.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

[KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

Hoaks atau Fakta
Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks, Spongebob Squarepants Terinspirasi Kisah Tragis Bocah 9 Tahun

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Konten Satire soal Rekonstruksi Wajah Hawa dalam Tiga Dimensi

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi 'Online'

[HOAKS] Video Raffi Ahmad Promosikan Judi "Online"

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

[HOAKS] Foto Ikan Raksasa di Danau Hogganfield pada 1930

Hoaks atau Fakta
Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir 'Friends' pada 2004

Kilas Balik Penayangan Episode Terakhir "Friends" pada 2004

Sejarah dan Fakta
CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

CEK FAKTA: Benarkah Perubahan Iklim Sebabkan Kasus DBD Meningkat?

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

INFOGRAFIK: Mitos dan Kabar Bohong Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang...

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

INFOGRAFIK: Konten Satire, Jokowi Perlihatkan Kartu Kabur Saat Demo Sambil Tertawa

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Pertalite Sudah Tidak Tersedia di SPBU Pertamina

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

[KLARIFIKASI] Belum Ada Penunjukan Sivakorn Pu-Udom Jadi VAR Laga Indonesia Vs Guinea

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

[HOAKS] 1 Juta Ton Beras Sintetis Beracun dari China

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

[HOAKS] Ratusan Tentara China Mendarat di Indonesia

Hoaks atau Fakta
Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Kumpulan Hoaks Kaitkan Ronaldo dengan Piala Asia U23 dan Timnas Indonesia...

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

[HOAKS] Pfizer Meminta Maaf karena Promosi Vaksin Covid-19 Ilegal

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com