Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Eucalyptus Beraroma Wangi, Seperti Apa Baunya?

Kompas.com - 11/06/2022, 22:50 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Jenazah anak Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril, ahkirnya ditemukan dalam keadaan utuh dan wangi setelah 14 hari pencarian.

Seperti diberitakan sebelumnya, Eril hilang saat berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss, pada 26 Mei 2022.

Setelah melakukan pencarian selama 14 hari, akhirnya polisi setempat menemukan jasad Eril di Bendungan Engehalde, Bern, pada Rabu (8/6/2022).

Usai dikonfirmasi dan dipastikan melalui pemeriksaan DNA jasad tersebut positif sama dengan keluarga Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil ini, jenazah Eril akan segera dibawa pulang ke Indonesia akhir pekan ini dan rencananya dimakamkan pada Senin (13/6/2022).

Kendati, jenazah Eril sudah dinyatakan hilang terbawa arus sungai selama 14 hari, jasadnya ditemukan masih dalam keadaan utuh dan wangi eucalyptus.

“Dan MASYA ALLAH. Walaupun sudah lewat 14 hari, jasadnya masih utuh lengkap tidak kurang satu apapun, wajah rapih menengok ke kanan dan saya bersaksi, jasad Eril wangi seperti wangi daun eucalyptus. Sungguh mukjizat kecil yang sangat kami syukuri,” ujar Emil lewat akun Instagram-nya, @ridwankamil.

Setelah konfirmasi langsung dari Kang Emil mengenai kondisi putra sulungnya itu, ramai masyarakat penasaran mengenai wangi daun eucalyptus itu seperti apa sebenarnya dan mengapa bisa wangi?

Baca juga: Mengenal Daun Eucalyptus dan Segudang Manfaatnya

Melansir dari ABC Science, ahli biologi telah mengungkap rahasia dibalik bau atau aroma wangi yang dikeluarkan oleh tanaman eucalyptus.

Studi mengenai rahasia dibalik bau wangi eucalyptus ini telah diterbitkan dalam jurnal online BMC Plant Biology.

Para ahli telah melakukan penelitian terhadap pohon eucalyptus tua berusia 20 tahun di kandang domba di Yeoval, New South Wales.

Pohon tersebut memiliki dua sisi yaitu sisi cabang-cabang pohon di mana daun-daunnya telah diserang oleh predator atau hama serangga, dan sisi lainnya adalah cabang yang tidak tersentuh predator sama sekali.

Tim peneliti kemudian mengumpulkan daun dari kedua sisi pohon dan melalui sekuensing gen ditemukan ada 10 gen yang mengandung perbedaan antara daun dari setiap sisi.

Di mana didapatkan bahwa ada gen-gen dari sampel daun tersebut yang mengalami banyak perubahan.

Wabah serangan predator seperti serangga ini mampu mengubah gen yang ada di daun tersebut.

Dengan begitu, daun-daun yang diambil dari cabang diserang oleh serangga memiliki gen yang berubah, dan cabang tidak diganggu oleh serangga memiliki gen yang masih tetap utuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com