Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
charles dm
Penulis di Kompasiana

Blogger Kompasiana bernama charles dm adalah seorang yang berprofesi sebagai Freelancer. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Target Realistis Barcelona Musim Ini Setelah Dipermalukan Cadiz

Kompas.com - 20/04/2022, 13:49 WIB
Kompasianer charles dm,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Konten ini merupakan kerja sama dengan Kompasiana, setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.com

KOMPAS.com - Setelah 15 pertandingan tak terkalahkan, Barcelona akhirnya mengalami kekalahan pertama sejak 4 Desember 202. Kedigdayaan Xavi Hernandez pun runtuh.

Sedihnya, tren positif itu justru dirusak oleh tim papan bawah yang mendekam di zona degradasi, Cádiz Club de Fútbol atau Cadiz CF.

Beberapa jam sebelumnya, Real Madrid mencatatkan "comeback" sensasional atas Sevilla untuk mengukuhkan posisi di puncak klasemen. Madrid tahu, rival terdekat mereka, Barcelona memiliki modal dua pertandingan lebih sedikit.

Namun, situasi kini menjadi lebih mudah bagi El Real. Alih-alih memetik kemenangan, Blaugrana justru tersungkur di kandang sendiri. Barca malah takluk dari tim yang berada di tubir jurang degradasi dan kini medongkrak tim itu ke zona aman.

Baca juga: Cadiz, Kryptonite yang Kembali Melumpuhkan Barcelona

Kekalahan di Camp Nou, Selasa (19/4/2022) dini hari WIB adalah pukulan tambahan bagi armada Xavi Hernandez. Belum genap sepekan, Sergio Busquets dan kawan-kawan menderita kekalahan dari Eintracht Frankfurt. Hasil minor yang terjadi di kandang sendiri yang memupuskan harapan mereka menjadi juara Liga Europa.

Kecewa tersingkir dari perempat final kompetisi kasta kedua kini dipertebal oleh kegagalan memetik poin penuh agar bisa menjaga harapan menciptakan keajaiban di pentas LaLiga musim ini.

Barcelona memang harus melewati minggu yang berat. Namun, kekalahan dari tim promosi itu jelas mengejutkan. Peluang memangkas jarak sependek mungkin dengan Madrid sirna.

Takluk satu gol tanpa balas di markas sendiri lebih dari cukup memberi angin segar bagi sang rival untuk meraih gelar ke-35.

Salah strategi?

Apa sebab kekalahan Barcelona di laga ini? Apakah kurang beruntung atau ada sebab teknis yang lebih masuk akal?

Bila kita menengok formasi, Xavi melakukan sejumlah perubahan sejak menit awal. Mulai dari Marc-Andre ter Stegen di bawah mistar gawang, Sergio Dest, Eric Garcia, Clement Lenglet, dan Jordi Alba di barisan pertahanan, berikut Frenkie de Jong dan Busquets di lini tengah yang menyokong trio Ousmane Dembele, Memphis Depay, dan Ferran Torres.

Tidak ada Pedri, Ronald Araujo, dan Gerard Pique. Pemain yang disebutkan pertama dibekap cedera. Dua lainnya harus menjalani hukuman.

Sementara itu, Pierre-Emerick Aubameyang menghuni bangku cadangan. Begitu juga Adama Traore. Sebagai gantinya, Xavi mencoba trisula baru dalam diri Torres, Depay, dan Dembele.

Sejumlah perubahan itu tetap tak melunturkan dominasi Barcelona. Barcelona tampil superior sepanjang laga. Mereka mampu menguasai pertandingan.

Statistik mencatat, "ball possession" tuan rumah menginjak angka 75 persen. Cadiz juga mendapat cukup banyak ancaman dari 18 percobaan tendangan ke arah gawang.

Barcelona versus Cadiz di Camp Nou, Selasa (19/4/2022): AFP/LLUIS GENEKompasiana Barcelona versus Cadiz di Camp Nou, Selasa (19/4/2022): AFP/LLUIS GENE

Hanya saja, tingkat efektivitas Barcelona tidak terlalu signifikan dibanding Cadiz. Barca memiliki enam tendangan tepat sasaran, dua tendangan lebih banyak dari Cadiz dengan empat "shots on target."

Hal ini menunjukkan ada yang kurang dari performa Barcelona. Kekurangan itu terutama terlihat dari gol yang diciptakan tim tamu. Tiga menit setelah keluar dari ruang ganti, Lucas Perez sukses membuat Nou Camp terdiam.

Kelengahan barisan pertahanan Barcelona dimanfaatkan Alex Fernandez untuk melepaskan "crossing" yang menyasar Ruben Sobrino. Sobrino menyambutnya dengan sundulan. Bola itu bisa ditepis Ter Stegen.

Sobrino menyambutnya dengan tendangan. Namun, bola "rebound" justru mengarah ke Perez yang dengan mudah mencocornya ke gawang Barcelona.

Kurangnya soliditas di barisan belakang Barcelona sebenarnya hampir berujung petaka di babak pertama. Saat itu, Sobrino melepas umpan silang mendatar yang disambut Perez dengan tendangan keras. Beruntung, sepakan Perez tak akurat.

Gol Cadiz sungguh membuat Barcelona tersentak. Xavi langsung melakukan pergantian. Depay yang tampil tak sesuai harapan ditarik keluar dan digantikan Aubameyang.

Tidak sampai di situ. Xavi juga memasukan Luuk de Jong dan Adama Traore untuk mencoba peruntungan. Barcelona benar-benar mengerahkan semua pasukan terbaik di lini serang.

Baca juga: Barcelona Vs Cadiz, Barca Kembali Karam di Tangan Bajak Laut

Sayangnya, kehadiran lima penyerang, dengan Dembele, Auba, dan Torres tetap berada di lapangan, ternyata tak cukup membantu memecah kebuntuan.

Dembele yang bermain baik sejak menit awal seperti seberkas sinar di tengah kesuraman Barcelona. Setitik cahaya Dembele tidak cukup membuka pintu kegelapan Barcelona yang belum bisa mencetak gol di babak pertama dalam lima pertandingan beruntun.

Ketidakpuasan fan

Setelah Barcelona takluk dari Eintracht lima hari lalu, faktor pendukung disebut-sebut sebagai salah satu sebab utama. Kurangnya dukungan dari penggemar membuat pemain dan pelatih Barcelona merasa sendirian.

Camp Nou yang biasanya dikuasai fan tuan rumah, justru menampilkan pemandangan berbeda. Para penggemar dikritik, terlebih manajemen pengaturan pertandingan itu.

Kali ini, justru penggemar yang bereaksi terang-terangan. Melansir Dailymail.co.uk, sebagai bentuk protes atas salah kelola, sekitar lima ribu pendukung Barcelona memilih menjauh dari gawang. Ini menjadi bentuk protes atas sikap manajemen yang tidak biasa dengan membiarkan sekitar 20 ribu penggemar Eintracht Frankfurt mengakses semua area Camp Nou.

Para penggemar seperti menyindir dan menunjukkan ketidakpuasan dengan membiarkan pendukung lawan kembali menguasai tribun.

Peluang realistis

Situasi yang terjadi di dalam lapangan dan di luar lapangan menjadi pengingat. Ada krisis dalam skuat Xavi Hernandez. Sudah lima laga, Barcelona bermain buruk, terutama di babak pertama. Pertandingan kontra Cadiz menjadi puncak dari keburukan itu.

Jelas, Xavi tidak bisa tinggal diam. Ia perlu memotivasi para pemain depan lainnya untuk bisa mengimbangi Dembele yang semakin membaik, setelah sempat mengalami masalah dengan penggemar dan manajemen klub.

Dengan sisa pertandingan LaLiga yang tak banyak serta tertutupnya pintu menuju gelar juara dari kompetisi lain, Xavi perlu mengembalikkan performa Barcelona. Kembalinya Pedri sekiranya membantu Barcelona kembali bertaji, seperti saat melumat Madrid empat gol tanpa balas.

Apakah peluang Barcelona menggagalkan Madrid menginjak tangga juara masih terbuka? Sepertinya sulit. Saat ini Madrid memimpin dengan selisih 15 poin.

Barcelona masih bertahan di posisi kedua dengan 60 poin dari 31 laga, satu laga lebih banyak dari Madrid, maupun pesaing terdekat lainnya yakni Sevilla dan Atletico Madrid.

Hitung-hitungan di atas kertas, Madrid hanya butuh tujuh poin dari enam pertandingan tersisa. Bila Madrid mampu menjaga tren positif, maka jumlah tersebut tidaklah sulit.

Selain memiliki skuat yang mumpuni, tak kalah penting dari itu, Madrid sudah menunjukkan bahwa mereka adalah tim dengan mental yang kuat dengan mampu keluar dari tekanan. Dalam beberapa laga terakhir, Madrid bisa mengejar ketertinggalan dan berbalik unggul. Kehadiran Karim Bezema benar-benar menjadi pembeda.

Barcelona tentu sulit mengharapkan Madrid tersungkur di sisa musim. Sebaliknya, kekalahan atas Cadiz menjadi alarm bagi Barcelona untuk segera menemukan kembali keseimbangan tim dan merebut kembali hati penggemar.

Baca juga: Barcelona Dipermalukan Cadiz, Xavi Kibarkan Bendera Putih?

Target paling masuk akal bagi Barcelona adalah finis di posisi runner-up dan mengunci tiket ke Liga Champions musim depan. Untuk itu, Barcelona jangan sampai terpeleset di tujuh laga sisa.

Barcelona tidak hanya bersaing dengan Sevilla dan Atletico, tetapi juga dua tim lainnya yakni Real Betis (57 poin) dan Real Sociedad (55 poin) yang juga mengincar tempat ke pentas elite Eropa.

Jangan sampai akhir perjalanan Barca di musim ini seperti kembali ke awal musim. Sekali lagi, jangan sampai terjadi!

Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Dipermalukan Cadiz, Isyarat Krisis dan Target Realistis Barcelona Musim Ini"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com