Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Dokter Terawan, Mantan Menkes yang Direkomendasikan untuk Diberhentikan dari Keanggotaan IDI

Kompas.com - 27/03/2022, 06:45 WIB
Maulana Ramadhan

Penulis

KOMPAS.com - Lama tidak terdengar, nama Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, SpRad (K), kembali mencuat ke publik. Dokter yang juga mantan Menteri Kesehatan (Menkes) itu dikonfirmasi telah diberhentikan dari keanggotaan Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Keputusan pemberhentian Terawan didasarkan pada rekomendasi Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) IDI yang dibacakan dalam Muktamar ke-31 IDI di Banda Aceh, Jumat (25/3/2022).

Meski keputusan pemberhentian dokter Terawan baru disampaikan di Muktamar IDI di Aceh, Ketua IDI Aceh Safrizal Rahman mengatakan, pemberhentian Terawan sejatinya sudah direkomendasikan tiga tahun lalu saat Muktamar IDI di Samarinda.

Baca juga: Rekam Jejak Terawan, Dokter Militer yang Pernah Jadi Menkes dan Kini Dipecat IDI

"Rekomendasi pemberhentian dokter Terawan itu bukan produk baru saat muktamar di Aceh, tapi sudah sama itu dibahas pada saat muktamar lalu," kata Safrizal saat dikonfirmasi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (26/03/2022).

Ia menambahkan, meski telah direkomendasikan, pengurus PB IDI saat itu tidak mengeksekusi putusan tersebut.

"Rekomendasi itu belum dilaksanakan oleh pengurus IDI sebelumnya sehingga kemarin dievaluasi kembali agar pengurus untuk menjalankan hasil putusan tersebut," ujar dia.

"Evaluasi rekomendasi muktamar sebelumnya belum dikerjakan, sehingga dievaluasi untuk kepengurusan yang baru," sambung Safrizal.

Namun Safrizal enggan menjelaskan lebih jauh terkait pertimbangan MKEK merekomendasikan pemberhentian Terawan dari anggota IDI secara permanen.

“Kalau mau kejelasannya terkait itu, silakan konfirmasi ke Ketua Umum PB IDI," jelas Safrizal.

Terawan Agus Putranto saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.Wahyu Putro A Terawan Agus Putranto saat tiba di Kompleks Istana Kepresidenan di Jakarta, Selasa (22/10/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj.

Baca juga: IDI: Rekomendasi Pemberhentian Dokter Terawan Bukan Produk Baru Saat Muktamar Aceh, Sudah Lama Dibahas

Profil dokter Terawan

Terawan merupakan Menteri Kesehatan yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga di-reshuffle pada 23 Desember 2020. Posisinya digantikan oleh Menteri Kesehatan saat ini, Budi Gunadi Sadikin.

Sebelum menjabat Menteri Kesehatan, dokter kelahiran Yogyakarta, 5 Agustus 1964 itu menamatkan pendidikan kedokterannya di Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 1990.

Selanjutnya, ia bergabung dengan TNI AD dan ditugaskan ke beberapa wilayah Tanah Air seperti Lombok, Bali, dan Jakarta untuk mengemban tugas sebagai pelaksana kesehatan militer.

Pada tahun 2009, Terawan masuk dalam tim dokter kepresidenan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Terawan juga melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga tahun 2004 dan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin pada 2016.

Baca juga: Beredar Video Pembacaan Rekomendasi Pemberhentian Terawan dari Keanggotan IDI, Ini Kata IDI Aceh

Kepala RSPAD dan terapi “cuci otak”

Tahun 2015, Terawan menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto. Nama Terawan mulai populer seiring dengan metode terapi “cuci otak” yang diperkenalkannya.

Dilansir dari Harian Kompas (4/4/2018), terapi cuci otak adalah terapi melalui Digital Subtraction Angiogram (DSA) yang diperuntukkan pasien stroke. Terapi “cuci otak” Terawan ini sempat menuai pro dan kontra.

Oleh Terawan, terapi cuci otak diklaim memberikan hasil positif bagi pasien stroke. Bahkan pengakuan kerabat pasien terapi cuci otak, terapi ini tidak hanya mengobati tetapi juga mencegah stroke.

Sayangnya, gagasan pengobatan stroke ini membuatnya diberhentikan sementara dari MKEK IDI, terhitung 12 bulan sejak 26 Februari 2018 hingga 25 Februari 2019.

Ketua MKEK IDI Prijo Pratomo mengatakan, Terawan telah melanggar kode etik, yakni Pasal 4 yang mengatur dokter wajib menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.

Serta Pasal 6 yang mengatur bahwa, “Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.”.

“Kami tidak mempersoalkan DSA, tapi sumpah dokter dan kode etik yang dilanggar,” ujar Prijo saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (4/4/2018).

Baca juga: Profil Terawan Menteri Kesehatan, Dokter Cuci Otak yang Kontroversial

Jabat Menkes dan gagas vaksin Nusantara

Meski pernah diberhentikan sementara oleh MKEK IDI, Presiden Jokowi tetap menunjuk Terawan sebagai Menteri Kesehatan.

Penunjukannya sebagai Menkes membuat Terawan menjadi dokter militer pertama yang diangkat sebagai Menkes sejak Mayor Jenderal TNI (Purn.) dr. Suwardjono Surjaningrat di tahun 1978-1988.

Terawan mendapat ujian berat kala Indonesia dilanda pandemi Covid-19 pada Maret 2020, beberapa bulan setelah dirinya menjabat Menkes.

Salah satu upaya Terawan untuk menanggulangi pandemi Covid-19 adalah menggagas pembuatan vaksin Covid-19 yang diberi nama vaksin Nusantara.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster dengan menggunakan vaksin Nusantara dari mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.Instagram Prabowo Subianto Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto menerima vaksin Covid-19 dosis ketiga atau booster dengan menggunakan vaksin Nusantara dari mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Baca juga: Prabowo Disuntik Booster Vaksin Nusantara oleh Terawan

Vaksin Nusantara adalah vaksin berbasis sel dendritik autolog atau komponen sel darah putih yang disebut menjadi yang pertama kali di dunia untuk Covid-19.

Menurut klaim Terawan, vaksin jenis ini akan aman disuntikkan kepada orang-orang dengan penyakit penyerta atau komorbid.

Vaksin karyanya itu bahkan sudah digunakan oleh tokoh dan pejabat Indonesia seperti Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, yang kala itu menjabat Panglima TNI, eks Menteri BUMN Dahlan Iskan, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, hingga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

(Sumber:Kompas.com/Diva Lufiana Putri | Editor: Inten Esti Pratiwi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com