KOMPAS.com - Dalam sepekan terakhir, sejumlah daerah di Indonesia diguyur hujan es. Di antaranya Semarang, Nganjuk, Lampung, dan Surabaya. Hujan terjadi pada Minggu (20/2/2022) dan Senin (21/2/2022).
Ini bukan kali pertama fenomena hujan es terjadi di Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi hujan es masih bisa terjadi hingga 2 bulan ke depan, Maret dan April 2022.
Lalu apa yang menjadi penyebab terjadinya hujan es?
Baca juga: Fenomena Hujan Es di Sejumlah Daerah, BMKG Jelaskan Penyebabnya
Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, hujan es yang terjadi ini termasuk dalam kejadian cuaca ekstrem yang tengah melanda sejumlah wilayah di Indonesia.
Karena itu, turunnya hujan es disertai juga dengan dengan hujan intensitas lebat dalam durasi singkat yang diikuti kilat atau petir dan angin kencang.
"Fenomena hujan es merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal dan ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit," ujar Guswanto dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (22/2/2022).
Guswanto menjelaskan, fenomena hujan es dapat terjadi karena dipicu oleh adanya pola konvektivitas di atmosfer dalam skala lokal-regional yang signifikan.
Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (Cb) yang umumnya memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan bahwa adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut.
Dari kondisi tersebut, dapat membentuk butiran es di awan dengan ukuran yang cukup besar. Menilik besarnya bentuk es yang jatuh, Guswanto mengatakan hal itu berhubungan dengan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cumulonimbus (Cb).
"Besarnya dimensi butiran es dan kuatnya aliran udara turun dalam sistem awan Cb atau yang dikenal dengan istilah downdraft," ujar Guswanto.
Adapun kecepatan downdraft dari awan Cb yang signifikan dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara.
Baca juga: BMKG: Hujan Es Masih Berpotensi Terjadi Selama 2 Bulan ke Depan
Bahkan, ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es. Itulah yang kemudian dikenal sebagai fenomena hujan es.
Mengingat potensi cuaca ekstrem, termasuk di dalamnya hujan es, masih dapat terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia hingga April mendatang, Guswanto mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada.
"Masyarakat tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem dan dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang," imbuh Guswanto.
Berikut ini adalah daftar beberapa wilayah yang masih berpeluang cuaca ekstrem yang perlu diwaspadai karena bisa memicu berbagai bencana hidrometeorologi, termasuk salah satunya hujan es.
Baca juga: Surabaya Hujan Es Batu, Ini Fakta Penyebab Hujan Es hingga Wilayah Berpotensi Terjadi Lagi
(Sumber:Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Ellyvon Pranita | Editor: Rizal Setyo Nugroho, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.