Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Kampung Miliarder Tuban Menyesal Jual Tanah hingga Sulit Dapat Pekerjaan

Kompas.com - 29/01/2022, 09:30 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Kampung miliarder di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur sempat viral beberapa waktu lalu.

Setahun yang lalu, sejumlah warganya bikin heboh lantaran mendadak kaya raya dan memborong mobil baru.

Mereka kaya mendadak setelah mendapatkan ganti untung karena lahan mereka dibeli untuk proyek pembangunan kilang minyak Pertamina.

Proyek tersebut melibatkan Pertamini dan Rosneft perusahaan asal Rusia.

Warga ramai-ramai beli mobil baru

Kala itu, para warga berlomba-lomba membelanjakan uangnya dengan memborong mobil baru. Hal tersebut terungkap dari video yang viral pada awal Februari 2021 yang diunggah warga setempat bernama Tain (38).

Terekam beberapa unit mobil yang jumlahnya mencapai ratusan diangkut dengan truk diantar ke warga desa yang membelinya.

Baca juga: Saat Warga Kampung Miliarder Tuban yang Dulu Kaya Raya, Kini Kesulitan Bertahan Hidup

Truk dengan mobil baru tersebut terekam mengantre di jalanan Desa Sumunggeneng. Tain sendiri mendapatkan Rp 9,7 miliar.

Namun ia memilih tak membeli mobil dan menggunakan uangnya untuk membeli tanah serta ditabung.

Sulit dapat pekerjaan

Setelah hampir setahun berlalu, kini kabar tak mengenakkan datang dari kampung miliarder tersebut.

Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).

Warga di antaranya berasal dari Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia pun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.

"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya di sela-sela aksi demo.

Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Seusai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.

Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.

Baca juga: Kisah Kampung Miliarder Tuban, Sempat Viral karena Borong Mobil Baru, Kini Warga Menyesal Jual Tanahnya

"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," ungkapnya.

Ia juga bercerita, lahan miliknya dijual sekitar Rp 2,5 miliar kemudian uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ia tabung.

Mugi mengingat, dulu sering didatangi pihak Pertamina saat berada di sawah agar mau menjual lahan.

Segala bujuk rayu pun ditawarkan, termasuk tawaran pekerjaan untuk anaknya. Namun hingga kini, tawaran tersebut tak pernah terealisasi.

Anak-anaknya tak mendapatkan pekerjaan dari dari pihak Pertamnina.

"Dulu saya didatangi pihak pertamina agar mau jual lahan, janji diberi pekerjaan anak-anak saya tapi tidak ada sampai sekarang," kata dia.

(Sumber : Kompas.com Editor Rachmawati)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com