Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gus Yahya Ajak Nahdliyin Tak Sekadar Pahami NU sebagai Identitas

Kompas.com - 21/12/2021, 20:55 WIB
Farid Assifa

Penulis

Atas dasar itu, kata Gus Yahya, sosok Gus Dur akan selalu dibutuhkan. Sayang, sosoknya sudah tidak ada di dunia ini.

“Apa yang bisa kita lakukan? Kita tidak punya pilihan. Kita harus menghidupkan Gus Dur, dengan cara menghidupkan pemikiran dan idealismenya di organisasi. Maka ber NU, sama dengan ber Gus Dur,” jelasnya.

Alasan nyalon sebagai ketum PBNU

Gus Yahya mengakui, upaya untuk menjadikan NU sebagai model peradaban di masa depan butuh perjuangan. Namun dengan trigger yang kuat, komunikasi, dan kerja sama, semua itu bisa dilakukan.

“Saya sudah bertemu dengan sekitar 474 pengurus cabang se-Indonesia. Lalu terbangun kesepakatan. Bukan soal memilih ketua umum, tapi sepakat untuk bekerja bersama membangun NU. Ini saja sudah sangat transformatif,” katanya.

Baca juga: Jelang Muktamar NU Ke-34, Gus Yahya: Insyaalah Dukungan Hampir 80 Persen

Dalam acara itu, Gus Yahya mengaku dirinya maju sebagai ketua umum PBNU, bukan diminta, melainkan "melamar pekerjaan".

“Saya nyalon ketua umum (PBNU), melamar pekerjaan. Pekerjaannya apa? Seperti yang saya jelaskan tadi. Bukan karena jika saya jadi ketua umum NU bisa nyalon presiden, nyalon wakil presiden. Itu saya tidak mau,” tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com